Dan dijulurkannya lidahnya. Mbah Blabar mulai menyapu gundukkan payudara
yang mulus bagai pualam china itu. Ayu menjerit kecil. Kenikmatan
surgawai langsung menyergap sanubarinya. Tangannya mencengkeram tepian
bale-bale menahan gereget dari hasratnya yang menggelegak. Sapuan lidah
Mbah Dukun ini langsung mengobarkan nafsu birahinya. Tubuhnya
menggeliat. Jeritannya memenuhi ruang sempit berasap dupa ini.
Burhan yang mengikuti apa yang berlangsung sejak tadi kembali terpukau.
Nampaknya istrinya sedang meretas jalan birahinya kembali.
Dia tahu jeritan macam itu adalah jeritan Ayu saat dilanda nikmat yang
tak bertara. Burhan yakin bahwa sapuan lidah Mbah Blabar memang sangat
akan membuat istrinya kelojotan. Jeritan istrinya serasa langsung
membangunkan hasrat syahwatnya kembali. Kembali tangannya mengelusi
kemaluannya.
Memang kontolnya ini tak sehebat kontol Mbah Blabar, namun Burhan ingat
betapa istrinya juga kelojotan menganggung nikmat saat malam pertama
perkawinannya dulu.
Dielusinya kemaluannya sambil khayalnya terbang mengikuti matanya yang
melotot mengawasi ulah Mbah Dukun bersama istrinya itu.
Rupanya Mbah Blabar tak hanya mencium, menjilat dan mengeyoti payudara
Ayu. Kini wajahnya terlihat melata ke bawah. Perut dan puser Ayu menjadi
sasaran rambahan ciuman Mbah Blabar.
Dan Ayu kini bukan lagi hanya meremasi tepian bale-bale tetapi sudah
menjamah kepala Mbah Dukun dan meremasi rambutnya.
Dan bukan itu saja, direnggutnya sarung penutup tubuh bawahnya berikut
sekaligus celana dalamnya dan kembali dilemparkannya ke lantai.
Tepat di depan hidung suaminya Ayu kini benar-benar telanjang dalam
dekapan Mbah Dukun tanpa secuil benangpun pada tubuhnya. Dan dengan
desahan yang bertubi nampaknya tangannya itu mendorong agar rambahan
bibir Mbah Blabar turun lagi menuju ke bukit dan lembah kemaluannya. Dia
tekan kepala Mbah Dukun untuk menjilati jembutnya. Dia desakkan wajah
Mbah Dukun agar menciumi dan menjilat-jilat vaginanya.
Diangkat-angkatnya pantatnya seakan hendak menjemput jilatan Mbah
Blabar. Dia sorong-sorongkan kemaluannya dan tekan ke wajah Mbah Dukun
ini. Ayu telah sepenuhnya dikuasai nafsu birahinya. Dia tak lagi
pertimbangkan adanya Burhan suaminya. Kalau toh sesekali terlintas dia
hanya kembalikan bahwa semua ini terjadi karena keinginan Burhan
sendiri.
Tentu saja nafsu Ayu ini menjadi puncak kenikmatan syahwat Mbah Blabar.
Di turuti dorongan tangannya untuk menjilati kemaluan istri Burhan ini.
Dan saat bibirnya menyentuh bibir vagina Ayu tak ditunda lagi, Mbah
Dukun langsung menyedot-sedot vagina Ayu. Dia rasakan becek yang deras
membasahi gerbang memek perempuan ayu ini. Ditengah pedihnya jambakan
rambut Ayu dengan sepenuh kerakusannya Mbah Blabar menjilati-jilat
hingga kering cairan birahi Ayu.
"Ammpuunn.. Mbahh.. Enak bangeett.. Terusi ya Mbaahh..." rintih iba Ayu.
Dan kini Mbah Blabar kembali dengan perintahnya. Dia bangkit merangkaki
tubuh Ayu. Naik hingga wajahnya berhadapan dengan wajah istri Burhan
itu,
"Kini saatnya bibir bawahmu mengambil obat dari tubuhku. Aku akan
memberikan bimbingan dan petunjuk"
Selepas ucapan itu Mbah Dukun meraih paha Ayu dan dengan pasti
merenggangkannya. Dielusinya vagina Ayu. Dicelupkannya jari telunjuk
serta jari tengahnya ke liang vagina itu kemudian ditariknya. Nampak
lumuran getah birahi terbawa ke jari-jari itu. Mbah Dukun membawanya ke
mulutnya untuk dikemot dan diisep-isepnya,
"Lihat, Neng Ayu sudah suci sekarang. Semua kotoran telah lepas dari
tubuh Neng. Ayo.. Ambillah obat itu.." kata terakhir ini disertai
gerakannya yang mendekatkan dan mendorong kontolnya ke liang vagina Ayu.
Kontol itu pelan tetapi pasti dia tekan untuk menembusinya.
Ayu yang memang sudah sangat mendambakan nikmat syahwati tak ayal lagi.
Dijemputnya kontol Mbah Blabar. Pantatnya menaik dan tangannya
menepatkan arahnya. Kontol itu langsung blezz.. Tertelan masuk ke dalam
memek ayu yang telah licin oleh cairan vaginanya yang membanjir.
Kontol yang begitu gede dan panjang nampak menyusup pelan mengisi
dinding-dinding peka vagina Ayu. Terdengar jerit kecil Ayu dan dengus
liar Mbah Dukun. Kedua orang yang satu pelukan itu menemukan
kenikmatannya masing-masing.
Sementara itu Burhan terus mengelusi kontolnya sendiri sambil khayalnya
membubung tinggi. Dia merasakan betapa nikmat Ayu ditembusi kontol
segede itu. Dan dia juga merasakan betapa Mbah Dukun kontolnya
tercengkeram ketat oleh kemaluan istrinya. Burhan semakin mempercepat
kocokkan kontolnya. Dia ingin meraih nikmat bersama istrinya yang sedang
dientot Mbah Blabar.
Kini yang terlihat adalah Mbah Dukun mengayun-ayunkan bokongnya naik
turun dan Ayu menggoyang-goyangkan pantatnya.
Burhan menyaksikan betapa kontol gede Mbah Dukun ditelan lahap oleh
vagina istrinya. Dia saksikan bibir vagina Ayu yang termonyong-monyong
keluar masuk karena mesti menampung batangan besar yang menyarat di
vaginanya.
Akhirnya Mbah Dukun meracau,
"Enak Neng.. Enaakk?? Enak mana sama punya suami Nengg..?? Enak
manaa..??" racaunya itu nyata terdengar oleh kuping Burhan. Namun Burhan
sendiri sudah abai. Dia telah menemukan identitasnya sendiri. Bagi
Burhan adalah 'kenikmatanmu adalah kenikmatanku juga'.
Dan tiba-tiba Mbah Blabar membalikkan tubuhnya,
"Sekarang Neng.. Sekarangg..!! Neng yang harus mengambilnya sendiri.
Sekarang nengg..!!"
Tanpa melepaskan kontolnya dari cengkeraman vagina Ayu dia angkat istri
Burhan itu untuk menindih tubuhnya. Kemudian diajarkannya sesaat
bagaimana Ayu mesti mengayun-ayunkan pantatnya agar vaginanya bisa
menjemput sendiri obatnya dari lubang kontolnya.
Ayu memang cepat belajar.
Apa yang diperintahkan Mbah Dukun langsung dia laksanakan. Dia kini
berada diatas tubuh Mbah Blabar dengan vaginanya yang tetap mencengkeram
kontol dukun itu. Dan rasa gatal pada dinding-dinding vaginanya yang
hinggap demikian hebatnya mau tidak mau Ayu mesti mengayun untuk
menggosokkan rasa gatal itu. Bahkan bukan hanya itu. Untuk menyalurkan
semua hasrat birahinya yang berlimpah bibir ayu dengan cepat memaguti
bibir Mbah Blabar. Keduanya benar-benar tenggelam dalam kobaran semangat
syahwati.
Dan Burhan seakan diberikan penampakkan yang sama sekali belum pernah
diketaui dan di alaminya. Dia kini menyaksikan bahwa lubang memek
istrinya yang sempit itu ternyata mampu menampung batangan gede panjang
milik Mbah Blabar. Setengahnya bertanya, kemana kontol itu ditelan.
Dan yang lebih mempesonakan birahi Burhan adalah saat kontol itu keluar
masu dijemputi memek istrinya. Batangnya berkilatan oleh basah lendir
birahi keduanya. Dan bibir vagina Ayu yang setiap dorong dan tarik
memperlihatkan betapa sesaknya dengan pinggirannya setiap kali terbawa
masuk dan keluar pula.
Pemandangan itu membuat Burhan mendapatkan ejakulasinya lebih cepat.
Sperma Burhan muncrat-muncrat dan kembali mengotori lantai Bale Semadi
yang sempit itu.
Dan Mbah Blabar bersama Ayu terus meracau tentang nikmatnya kontol gede
serta memek yang legit hingga puncak nikmat mereka mendekat. Saat Ayu
didekati orgasmenya dia peluk erat punggung Mbah Blabar. Dia
cengkeramkan kukunya hingga menembusi daging punggung itu. Dia mencakar
sambil berteriak histeris,
"Mbbaahh.. Kontol Mbah enaakk buangeett.. Mbaahh.."
Tak ayal pula punggung Mbah Blabar langsung menanggung cakaran dan
terluka. Goresan merah darah merembesi punggung dukun tampan itu.
Namun sakitnya itu langsung terobati. Jepitan legit memek Ayu membuat
Mbah Blabar memuncratkan kembali air maninya yang berlimpah. Ejakulasi
yang kedua Mbah Blabar memberikan nikmat yang tak terperikan.
Pengobatan Mbah Blabar pada Ayu selesai tepat 2 jam sejak diawalinya
pada jam 9 malam tadi. Kini, sesudah Ayu membersihkan tubuhnya dengan
mandi air kembang yang disediakan asisten Mbah Dukun, di ruang kerjanya
Mbah Blabar memberikan nasehat kepada pasangan suami istri itu,
"Aden dan Neng, jangan lupa nanti malam sepulang dari sini, Aden harus
langsung tidur sebagaimana suami istri. Usahakan setidaknya selama 3
hari beturur-turut. Mudah-mudahan atas bantuan jin Soni dan leluhur
Mbah, cucuku akan selekasnya diberi anak," begitulah pesan singkat Mbah
Blabar.
E N D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar