Senin, 27 Juni 2016

Mama Impian 2





Semenjak kejadian hari itu, hubunganku dengan mama semakin dekat, aku semakin saya mama dan sebaliknya, mama pun juga semakin menyayangiku. Hubungan kami lebih mirip dengan hubungan sepasang suami isteri. Yang dulunya mama mengungkapkan rasa sayangnya dengan mencium kening atau pipiku, sekarang sudah berubah dengan mencium bibirku, hampir setiap saat kami berciuman, seolah selalu ada rasa kangen setiap kali bertemu muka.

Mamapun tidak malu malu lagi, tidak ada yang mama tutup tutupi lagi dariku, mulai dari pakaian, sampai ketelanjanganya. Cuman mungkin kami harus sedikit ekstra hati hati, karena kami tinggal bertiga bersama bibi, bisa berabe kalau sampai ketahuan si bibi. Cuman gaya selingkuh kamipun bisa dibilang berani. Pernah suatu hari ketika bibi sedang memesak didapur, aku dan mama ngentot diruang keluarga, cuman saat itu aku dan mama masih menggunakan pakaian lengkap, mama mengenakan daster dan aku mengnakan celana boxer dan atasan kaos biasa.

Saat itu mama duduk dengan posisi aku pangku menhadap kedepan seolah sedang menonton televisi, dengan kakinya yang sedikit mengangkangi kedua kakiku, kusingkapkan daster bawahnya dan aku sibakan celana dalam mama, perlahan aku gesek gesekan kepala kontolku ke memek mama yang hangat, terasa licin, aku sedikit kawatir kalau kalau si bi yanti tiba tiba kedepan dan melihat aksi kami berdua, kepalau tak berhentinya celingak celinguk ke arah dapur, cuman si mama malah ketawa ketiwi aja gak ada habisnya, mungkin karena agak sedikit lucu melakukan ML sambil sembunyi sembunyi.

Perlahan tapi pasti, kontolku mulai masuk kememek mama, karena mama menekan nekan pantatnya kebawah, aku cuma diam saja menerima hujaman demi hujaman dari memek mama kekontolku, aku tidak bisa tenang dengan situasi ini, sedangkan mama malah santai kayak gak akan terjadi apa apa.
“hihihi… Gimana sayang, enak kan memek mama.” Goda mama sambil terus menaik turunkan pantatnya diatas kontolku.

“Ihh ma, enak si enak. Bob takut ma kalu bi yanti tiba tiba kesini gimana. Ahh… Pelan dong ma, mama? Udahan aja ya ma, bob takut ni ma.” Jawabku sambil kupegangi pinggul mama dari dalam dasternya, tentu saja kepalaku tak sedikitpun aku palingkan dari arah dapur, kulihat mama menikmatinya, memang sedikit terasa sensasi yang mendebarkan saat itu.
“Hahaha… Tenang sayang, nikmatin aja dah.. Kamu awasin aja kebelakang, mama yang bekerja, uchhh… Kontol kamu sodokin dikit napa bob, kurang dalem ni masuknya ke memek mama.” Pekik mama sambil meminta lebih.

“Ihh mama ni, cleppp clleeeppp cleeppp…” Kusentak beberapa kali kontolku sampai mama mendongakan kepalanya, sekali lagi aku menoleh kebelakang, ternyata masih belum ada tanda tanda si bibi.
Konsentrasiku benar benar terpecah saat itu, antara melayani si mama yang horny berat atau mengawasi arah dapur.
“Ohh bob, enak tu yang barusan, kontol kamu nyodok banget kememek mama. Ehmm.. Lagi dong sayang.” Ceracau mama.

Dengan sigap, aku angkat sedikit pinggul mamaku, kuambil ancang ancang, mama menoleh kearahku lalu kuhujamkan keras keras batangku yang berdiri bak tombak itu sedalam dalamnya kememek mama, sampai mama kelojotan, kepala mama mendongan dongak, kedua tanganya meremas pahaku kuat kuat menahan sodokan nikmat dariku. Tak kuhentikan sodokanku sampai mama minta ampun,
“Cllokk clookk clokk clokk..”Sampai terdengar bunyi menderu dari ruang keluarga. Mama menutup mulut mama sendiri kuat kuat, supaya teriakan mama tertatahan dan tidak terdengar oleh bibi. Aku masih teru menghujamkan senjataku kememek mama, sampai pada akirnya aku hentikan dan tubuh mama tiba tiba ambruk kebelakang ke arahku. Punggungya bersender lemas ke wajahku, kedua tanganya lungkai menggantung dan nafasnya tersengal sengal seolah kuwalahan mengatasi hujaman kontolku kememeknya tadi.

Aku tak berhenti, mama yg sedang lemas kupegang perutnya dari arah belakang kudekap dan ku tekan kebawah, terasa kontolku terbenam seluruhnya kedalam memek mama. Sampai akirnya keluar suara dari mulut mama.
“Uchhh bob, ampun bob, ampun.. Kontol kamu panjang banget, ohh… sodokanmu barusan buat mama orgasme hahh.. Hahh.. Hahh.. Kamu diemin dulu ya sayang kontol kamu, mama masih lemes.” Bilang mama sambil ngos ngosan.
“Hehehe mama sih nantangin, kontol bob jadi emosi kan. Enak ma orgasmenya barusan? Hebat kan kontol bobby?” Balasku,
“Iya iya sayang, mama kasih 2 jempol buat kontol kamu. Huhhh.. Gak enak lagi sayang, enak banget barusan tu, sodokan kontol kamu tadi adalah sodokan paling nikmat yang pernah mama terima.”Jawab mama sambil mengacungkan 2 jempotnya kebelakang kearahku, aku sangat bangga mendengar opini mama barusan. Memek mama masih terasa menjepit kontolku, karena kondisi kontolku saat itu masih tertancap dan dengan keadaan masih siap tempur.

Kubiarkan tubuh mama bersender kedadaku, aku sedikit rangsang itilnya menggunakan jari tangan kananku, sembari ketekan tekan perlahan kontolku.
“Ma, bob lanjutin ya.. Nanggung nih ma, sperma bob belum dikeluarin.”Pintaku.
“Terserah kamu sayang, mama masih lemes. Kamu aja sekarang yang kerja ya, entotin memek mama sampe keluar sperma kamu, keluarin didalem memek mama saja gpp sayang.”Pasrah mama.
Kemudian ku keluar masukan perlahan kontolku kedalam memek mama, sambil menikmati seluruh tubuh mama, mulai memeknya aku maenin, itil mama aku pilin pilin, dada mama pun aku jamah, aku remas, mama pasrah saja dan sedikit mendesah desah, tak lama aku menikmati semua itu dan akirnya terasa spermaku sudah mulai menggumpal dan ingin meledak, dekikit aku tekan, hampir sampai, aku tahan sekuat tenaga dan akirnya jebol juga aliran deras sperma keduaku untuk mama. Kali ini aku keluarkan semua kedalam memek mama. Nikmat terasa didalam memek mama. Kakiku mengejang hebat, kuremas kuat kedua big boob mama. Dan kemi berdua tuntas.

Selang tak berapa lama, tenaga mama sudah pulih kembali dan mulai mengangkat tubuhnya dari tubuhku sampai kontolku terlepas, mama berdiri didepanku kan mengadahkan telapak tanganya dibawah memek mama, terlihat cairan surga dari memek mama mengalir menetes ketelapak tangan mama bercampur dengan sperma kejantananku yang lumayan banyak. Kemudia mama mengambil tisue dan menglapi cairan itu sampai bersih dari telapak tangan mama.

Aku merapikan kembali celanaku, sedangkan mama masih sibuk menglapi memeknya yg basah sambil berdiri didepanku. Kami sudah terbuai beberapa menit yang lalu, bahkan kami tidak tau entah si bibi melihat kami atau tidak saat itu.
“Mama nakal,” kataku sambil tersenyum kearah mama.
“Hihihi… Asik kan yang barusan sayang.” Jawab mama sambil merapikan dasternya kembali. Setelah itu mama duduk disampingku dan mencium pipi kananku, kuambil remote dan sikap kami kembali normal seolah tidak terjadi apa apa.

Hari demi hari berlalu, hubunganku dengan mama semakin menjadi jadi, bahkan ritme hubungan seks kami semakin meningkat, rasa sayang sebagai seorang ibu dan anak sudah hilang berganti rasa sayang antara sepasang kekasih, kami tau ini adalah hal yang tidak boleh seharusnya terjadi. Apa daya mama yang kesepian dan aku yang dalam masa puber, dengan rasa keingin tauan yang besar tentang hubungan lain jenis.

Lama kelamaan ada rasa yang mengganjal diotaku, sedikit demi sedikit aku mulai merasakan adanya rasa takut, aku takut andai papa tau, papa pasti akan membunuhku. Ketakutanku semakin bertambah dimana saat itu aku mendengar sendiri pembicaraan mama dan papa ditelefon jika papa akan pulang hari minggu ini, aku tau mama dan aku saling menjaga rahasia kami, tetapi rasa takut tetap ada dalam pikiranku. Aku tidak sadar jika rasa takutku ini ternyata membuat sikapku terhadap mama sedikit berubah. Aku memang jadi sering melamun, dalam sehari bahkan aku jarang mengobrol dengan mama, dan lebih banyak diam, aku sungguh tidak menyadari akan hal itu.

Puncaknya, pada siang itu aku mendekati mama yang sedang duduk didepan televisi diruang keluarga.
“Nonton apa ma?” Kusapa mama dengan mengambil posisi duduk disampingya.
“Nonton apa aja yang bisa ditonton!”Jawab mama jutek.
“Lah kok kayak gitu ma jawabnya, jutek amat.. Mama marah?” Balasku, sambil kupegang telapak tangan mama, mama pun membalas dengan menarik tanganya dari genggamanku. Kemudian mama memandang wajahku dengan raut wajah sembab, seoalah jika mama sedang sedih dan mama berkata.
“Mama enggak marah, mama sedih, kenapa akhir akhir ini sikap kamu jadi aneh, apa kamu sudah enggak mikirin mama lagi, kamu sudah enggak sayang mama lagi sepertinya Bob!” Jawab mama dengan mata berkaca kaca. Seketika aku memeluk mama erat erat, dan mamapun membalas pelukanku dengan erat.
“Ma? Lihat bobby, gak ada orang yang bobby sayang selain mama bobby. Bobby gak akan nyakitin dan buat sedih mama.” Jelasku ke mama.

Aku sangat merasa bersalah kala itu, tak kusangka mama sangat menaruh hati kepadaku, ini membuktikan bahwa mama menganggapku lebih dari seorang anak, bahkan mama sedih dan menangis ketika melihat sikapku belakangan ini yang dikiranya aneh. Padahal hal itu tidak ada hubunganya dengan mama, ketakutan akan ketahuanlah yang membuat diriku seolah menjauh dari mama. Itu yang dilihat mama terhadapku belakangan ini, padahal aku sangat sayang padanya, aku sangat iba dengan mama, aku sangat tidak terima melihat mama bersedih atas diriku kali ini. Dan sekarang aku harus berusaha memberi pengertian pada mama supaya pikiranya menjadi lebih tenang. Kemudian aku berkata lagi pada mama.

“Ma? Maafin bob ya ma, akhir akhir ini bobby memang lagi bayak pikiran, tapi asal mama tau, sikap bobby gak pernah berubah sama mama, terutama rasa sayang bobby ke mama, mama jangan sedih lagi ya, bob jadi ngerasa bersalah kalo mama kayak gini.” Kupegang kedua pipinya yang memerah dengan kedua telapak tanganku, kucoba memberi pengertian ke mama, dan akirnya mama bisa mengerti.
“Bobby sayang mama kan? Jangan bikin mama sedih lagi ya bob? kalo memang ada masalah kan bisa kita bicarakan bersama.” Jelas mama. Dan akhirnya suasana mulai mencair.
“Sayang banget ma, mama adalah mama sekaligus kekasih bobby. Aku sayang mama.” Jelasku sambil mencium kening mama.
“Ya sudah, mama jadi sedikit lega sekarang, trus memangnya ada masalah apa sayang? Kok sampe segitunya sikap kamu akir akir ini ke mama?” Tanya mama terheran heran.
“Bobby cerita ya ma, bob kemaren denger mama telfonan sama papa, papa mau pulang kan ma minggu ini?.” tanyaku ke mama.
“Iya sayang bener. Eh bentar dulu, ohh jadi kamu gak seneng gitu kalo papa pulang ya? Atau mungkin kamu takut kalo papa dirumah trus kita gak bisa ngapa ngapain gt.” Balas mama.
“Bukan ma bukan, bob cuma takut kalo papa tau hubungan kita ini, mama pasti ngerti kan maksud bobby?” Timpalku ke mama.
“Udah udah, kamu tu mikirnya kejauhan ya sayang, papamu gak akan tau sayang, memang tau darimana, orang kita kan sudah janji saling merahasiakanya kan?” Kata mama.
“Iya ma, tapi ini kata hatiku ma, bob bener bener gak tenang, siapa tau aja papa nyuruh bi yanti atau siapa gt buat ngawasin dirumah. Ya kan?” Balasku.
“Ehh iya juga ya bob, duhh kamu jangan bikin mama takut juga dong bob,” seketika mama menepuk nepuk dadaku.
“Tu kan, mama aja takut apalagi bob. Jadi gimana sekarang ma? Apa kita introgasi aja si bibi?” Tanyaku ke mama.
“Husss jangan, kita kan cuma mengira ngira aja, belum tentu kan bibi itu tau hubungan kita, belum tentu juga papamu itu melakukan hal yang kamu bilang tadi.” Jawab mama.
“Bener juga ya ma, trus trus ma gimana tingkah papa akhir akhir ini, ada yang beda gak? Kayak dari cara berbicaranya mungkin ma?” Jelasku ke mama.
“Tenang aja menurut mama papa gak tau apa apa dan gak ada rasa curiga sama sekali kok sayang. Percaya deh ya sama mama. Tidak ada yang aneh dari papamu itu sayang. Kamu tu malahan yang aneh dari kemaren!” Sengit mama sambil memonyongkan mulutnya kearahku.
“Iya iya ma, bobby kan udah minta maaf tadi kan! Namanya juga kawatir ma. Wajar” balasku ke mama.
“Ya sudah, kita lupakan ya sayang, yang penting saling jaga rahasia dan saling terbuka ya, muachh..” Bilang mama sambil mencium bibirku. Belum sempat aku membalas kata kata mama, mulutku sudah dihajarnya bertubi tubi, kesedihan nampak sudah hilang dari muka mama, nafsu mama sudah mulai merasukinya, aku coba sedikit untuk mengimbanginya, aku kulum perlahan bibir bawahnya dan sesekali aku gigit gigit kecil.
Perlahan aku lepas kancing baju bagian atas mama dan mama menghentikan gerakan tanganku tersebut. Sepertinya mama melarang aku membuka baju mama, mungkin karena posisi kami sedang diruang keluarga dan ada bibi didapur.
“Kenapa ma?” Tanyaku sambil tetap mengulumi bibirnya.
“Ummhh.. Tahan dulu sayang,ummhhh.. ada bibi dibelakang uumm..ummhh…”Jawab mama sambil mendesah menikmati ciumanku.
“Nanggung ni mam, bob udah naik.” Balasku.
“Hemmhhh.. Aahhh.. Kamu kira kamu aja bob, mama juga udah kepingin kamu entotin, udah berapa hari memek mama kamu anggurin, ahh.. Emm… Trus sayang.”

Timpal mama. Karena mendengar kata kata mama, birahiku semakin memanas. Dengan kasar aku robek baju kemeja mama dan terlepaslah semua kancing bajunya kemana mana, payudaranya yang besar terayun terombang ambing kekanan dan kekiri, dengan cepat aku tangkap buah dada besar itu dan kuremas keduanya, kutarik bra mama hingga putus dan kusambar dengan secepat kilat puting mancung menantang itu. Kukulum, kuhisap dalam dalam, tentunya membuat mama mengerang keenakan.
“Diam ma, pelanin suaranya. Ada bibi.” Dengan sibuk mulutku diarea dada mama, tanganku berusaha mencari mulut mama dan mendekapnya.
“Sori sayang, mama gak tahan soalnya. Enak baget susu mama kamu hisap hisap tadi. Pindah aja yuk ke kamar kamu.” Pinta mama.

Kemudian kami pindah kekamarku. Kukunci pintu rapat rapat dan mulai ketelanjangi tubuh mamaku yang sintal itu. Perlahan lahan mulai dari kemeja yang sudah kurobek tadi, kemudian bra nya. Alhasil mama sekarang sudah telanjang dada, kubaringkan mama keranjangku, kutindih tubuhnya dan mulai kunikmati buah dadanya yang sangat ranum itu.

Kemudian perlahan aku kulum puting susu mama yang sudah mengeras itu bergantian kiri dan kanan. Kumainkan dengan lidah, sesekali aku hisap hisap.
“Oouuhhh bob, bener bob gitu, emmhhh.. Gigit sayang puting mama.”Gumam mama. Aku menuruti perintah mama, kugigit gigit kecil ujung puting mancung mama, sedikit kutarik tarik, terlihat mama sangat suka kalau putingnya digigit gigit kecil.
“Auu.. Sayang, ahhh enak banget sayang, terusss bob.” Kulirik kepala mama mendongak keatas sesekali sambil menggigiti bibirnya, tangan mama pun tak hentinya mengelus menjambaki rambutku, aku sangat suka dengan dada mamaku yang mengkal ini, dada yang aku idam idamkan sejak lama, akirnya ku bisa menikmatinya juga.

Belum puas disitu, tanganku tidak tinggal diam, jari jemariku kuarahkan kebawah menuju celana mama, perlahan aku turunkan resleting mama, kubuka perlahan dan mulai aku loloskan celananya sedikit demi sedikit. Sambil tetap kukerjai buah dada mama, Setelah aku berhasil melucuti celana mama, sekarang tinggal celana dalam berwarna merah yang dikenakan mama, sengaja aku tidak melepas CD mama, aku singkapkan saja kesamping dan mulai aku mainkan memek mama yang sudah basah kuyup dengan cairan surga mama.
“Oohhh… Geli bob, maenin juga itilnya sayang.” Pinta mama.
“Hemm itil mama kenyal banget, enak ya ma kalo diginiin.” Pujiku sambil kugosok gosok itil mama.
“He’emm ahhh… Terussiinn sayang uhh nikmat banget sayang, kamu pinter banget puasin mama.”Racau mama.

Setelah berapa saat, ambil posisi diujung ranjang dan tubuh mama aku geser kebawah, aku lepas CD mama, kemudian aku kangkangin kaki mama lebar lebar, paha mama sangat putih dan mulus, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki is perfect.
“Ma? Mama tau gak? Kalo mama kayak gini kayak bintang film porno deh, bobby suka banget sama tubuh mama, mama gak nyesel kan ngelakuin ini sama bobby?”. Tanyaku disela sela keintiman kami.
“Huss.. Kamu tuh bob, masak mama kayak bintang film porno sih? berarti kamu sering nonton film porno ya? Hayo ngaku..” Protes mama sambil menggodaku.
“Loh jangan salah ma, bintang film porno itu tubuhnya malah bagus bagus ya ma, hehe, mama tau ajah, mana sih yang gak pernah ntn begituan ma, jaman sekarang lagi.” Balasku kemama,
“Udah ahh, mama malu bob dengernya, orang mama dah tua gini masakkk… Ouuhh… Pelan sayang, uhhh… Geli bob memek mama, kamu apain sih kok enak banget.” Belum selesai mama bicara, langsung kusambar belahan memek mama dengan sapuan lidahku, kujilati seluruh permukaan memek mama mulai dari itilnya, sampai lubang kewanitaan mama. Tak henti hentinya mama meracau, aku sengaja memancing mama perlahan lahan supaya mama bisa lebih binal, aku berusaha mengajak mama sedikit mengobrol tentang hal hal yang berbau porno disela sela keintiman kami.
“Memek mama bersih ya, gak ada bulunya, bob suka banget deh ma.” Pujiku kemama sambil jari telunjuku aku benamkan kedalam memek mama.
“Ouhhh yess.. Memek maa.. Auhhh.. Sayang mama gak tahan, uh yeess.. Enak sayang” ceracau mama ketika jariku semakin dalam dan aku korek korek didalam memek mama, sedangkan tangan kiriku aku gunakan untuk memilin milin puting mama.
Setelah itu, mama aku suruh untuk ambil posisi doggy. Kupegang bongkahan pantat mama yang sangat besar, aku remas remas bokong mama yang putih mulus dan berdaging itu. Sesekali aku cium dan aku jilat, pantat itu sungguh bikin aku gemas. Pantat sebesar itu sungguh sangat sexy.
Karena sudah tidak sabar, aku ambil posisi dibelakang mama dan aku gesek gesekan kepala kontolku ke memek mama, sangat terasa nikmat dan lengket serta kenyal rasanya.
“Ma, bobby masukin ya kontol bobby.” Tanyaku ke mama.
“Masukin sekarang sayang, memek mama sudah gatal pengen digaruk kontol kamu tuh.”Jawab mama semakin nakal.
“Idih mama sekarang mulai nakal juga ya,” balasku.
“Kan kamu yg ngajari sayang, kamu suka kan kalo mama ngomong nakal gt?” Jawab mama, akirnya mama sudah mulai terbiasa dengan kata kata seperti itu, aku sangat senang mendengarnya.
Perlahan aku mulai memasukan ujung kontolku ke memek mama, sambil aku remas remas bongkahan pantat sexy itu.
“Slluupp…” Masuk sebagian kontolku kedalam memek mama, ku ulangi dan semakin dalam aku masukan, terasa sangat dalam sekali lubang itu, menjepit dan menghisap saat aku tarik kontolku setengahnya.
“Enak sayang, entotin mama sayang, lebih cepat sayang.”Pinta mama.

Kemudian aku menaikan ritme kocokan kontolku kedalam memek mama, cairan bening terus mengalir dari memek mama, semaking licin dan semakin nikmat jika disodok lebih dalam. Kulihat mama sedang merem melek saat aku percepat kocokanku.
“Ohhhh.. Yess.. Yes .. Ohh.. Lagi sayng, trus.. Ahh… Entotin mama sayang, puasin mama sayang.” Gumam mama tak henti hentinya. Keringat mulai bercucuran, tubuh mama dan tubuhku kini berbalut keringat nikmat, indah sekali tubuh mamaku ini jika dilihat dari posisi belakng dengan posisi doggy.
“Plakk.. Slup.. Slupp.. Slup.. Plakk.. Ohhh ma, memek mama enak banget, kontol bob jadi geli.” Aku tampar tampar pantat mama sembari kukocok kontolku lebih cepat. Kami berdua bagai anjing kesetanan, seisi ruangan terasa semakin memanas, hujaman demi hujaman kontolku membuat suara berkecipak didalam kamarku.

Kemudian setelah beberapa saat, aku peluk tubuh mama dari belakang dan aku tegakan tubuh mama, kuremas remas buah dada mama dari belakang sambil kuentot memeknya. Kuciumi leher mama dan mama membalas dengan ciuman dasyatnya kearahku dari samping, kedua tangan mama diarahkan kebelakng menjambak rambutku, sakit sudah tidak aku rasakan, karena hanya rasa nikmat yang kami rasakan saat itu.

Hampir 15 menit aku entotin mama dari arah belakang, sekarang aku minta mama untuk duduk diatasku yang sedang terlentang. Ya benar, kami sekarang dalam posisi WOT. Dengan posisi ini aku bisa merasakan hujaman memek mama dan aku bisa memandangi seluruh tubuh sintal mama serta mengekploitasi big boob mama.

Mama semakin binal, karena mama sekarang dalam posisi jongkok dan sibuk menghujam hujamkan tubuhnya naik turun, kedua telapak tangan mama bertumpu diatas dadaku, mama aktif bekerja sedangkan aku sibuk menikmati genjotan si mama dan meremas remas dada besarnya.
“Ouuu.. Ye.. Ummm.. Ahhh… Fuck, yess.. Yes yes.. Ahhh..” Mulut mama tak henti hentinya meracau. Ini semakin membangkitnya gairahku. Akirnya aku imbangi dengan sentakan sentakan keras seirama dengan gonjotan mama.
“Ohh damnn.. Fuckk, bitch.. Ohh..” Ceracauku tak mau kalah dengan mama. Mama bak kesetanan, mulutnya yang tidak bisa diam aku sumpak dengan jari jariku.
Dari arah bawah kuperhatikan wajah mama, wajah yang sangat cantik, wajah itu adalah wajah mama kandungku yang sedang sibuk menggenjot tubuhnya diatas tubuh anak kandungnya sendiri. Sungguh perasaan yang aneh. Tak kusangka ini terjadi dan dia adalah mamaku sendiri. Sesaat setelah itu aku dekap mama, dan menghentikan gerakan kami. Kucium bibir mama dengan lembut, kubelai belai pipinya dengan kedua telapak tanganku, nafasnya terburu dan detak jantungya berdebar kencang. Kontolku masih tertancap dalam memek mama.
“Ma, makasih ya ma sudah memberikan tubuh mama sama bobby.” Tiba tiba saja kata kata itu keluar dari mulutku. Mama tercengan serta menghentikan ciumanya, dan terlihatlah wajah bersemu dengan mata berkaca kaca disertai senyum indah dari mama.
“Asal bob senang mama rela apa saja untuk anak mama, tubuh ini sekarang seutuhnya untuk bobby, bobby boleh pakai sesuka bobby.” Balas mama dengan nada lembut. Aku sangat senang, damai rasanya dibenaku mendengar kata kata itu dari mama.
“Bob sayang mama, mama adalah kekasih bobby mulai sekarang, bobby tidak akan cari pengganti mama, selamanya hanya ada bobby dan mama.” Balasku sambil membelai rambut mama dengan lembut, kuhapus air mata mama. Romantis sekali, suasana menjadi hening dan tenang disela sela pergumulan panas ini.
“Makasih sayang, mama gak nyesel pernah ngelakuin ini sama bobby, karena mama sayang sekali sama bobby, jika bob mau, bobby boleh hamilin mama, mama mau mengandung anak dari bobby!” Tegas mama.

Kaget bukan main, mama selalu memberiku kejutan kejutan besar yang tak pernah aku duga. Ada rasa bersalah bercampur dengan bangga dalam benaku. Tak kusangka mama ternyata memberikan seluruh hidupnya untuku.
“Maafkan aku mama” kataku dalam hati.
“Hey.. Kok diem sayang?” Kata mama, menyadarkanku dari lamunan.
“Ma? Mama gak becanda kan? Mama serius?” Tegasku.
“Heeemmmm… Serius gak ya.” Canda mama sembil menatapku tajam.
“Tu kan.. Mama ni ada da aja deh, bobby jadi takut ni ma, gimana nanti kata papa.” Balasku.
“Bob, mama udah jatuh cinta sama bobby, gpp kan kalo mama punya buah hati dari orang yang mama cintai? Papa tidak akan tau asalkan kita tetap menjaga rahasia ini.” Jawab mama meyakinkanku.
“Bobby juga cinta sama mama, bobby mau kok memberikan anak untuk mama.” Jawabku.
” Huuuffff… Hamilin mama sekarang bob, mama sudah siap, mama sudah pikirkan ini matang matang sejak lama, mama sudah persiakan, mama juga sedang masa subur sekarang.” Balas mama dengan menarik nafas panjang.
“Baik, jika ini kemauan mama, bobby penuhi keinginan mama.” Kujawab sambil mengenggam kedua telapak tangan mama.

Aku sudah siap, apapun resikonya kami berdua akan menghadapinya. Setelah aku yakin, kemudian aku mencabut kontolku yang sedari tadi memang masih terbenam didalam memek mama. Setelah itu aku posisikan mama terlentang kulebarkan kakinya, perlahan aku masukan kontolku yang masih tegang, kugenggam kedua telapak tangan mama erat erat, kulihat senyum bahagia diwajah mama, kumasukan dan kukeluarkan kontolku perlahan dan aku siap memberikan anak untuk dia,mamaku. Kudekati wajah mama, aku bisikan kata kata penuh kasih sayang kepadanya.

“Aku sayang mama, ini untuk mama.. Emhh…. Emmhhh.. Emmhhhh..” Kutekan dalam dalam kontolku serta kedua kaki mama disilangkan kepinggangku kemudian ditekanya tubuhku supaya kontolku semakin dalam menyentuh pintu rahimya dan, menyemburlah benih benih anaku untuk mamaku . Aku tak sanggup melihat wajah mama, hanya kudengar erangan dan suara lirih dan isakan tangis bahagia darinya.

“Eeemmmmhhhhhhh… Bobbb…,” hanya itu yang kudengar dari mulut mama.
Kami berdua terdiam, aku peluk tubuh mamaku erat erat, tidak ada satu kata keluar dari mulut kami berdua, jantung mama terasa berdetang sangat keras, aku yakin mama juga merasakan sebaliknya. Belum berani aku bangkit dan menatap wajah mamaku, hingga berapa saat aku mendengar kata lembut dari mama.
“Makasih sayang,”

Bersambung


Tidak ada komentar:

Posting Komentar