Kamis, 25 Februari 2016

All about Kissing Love

Couch Kiss (My Love From The Star) Park Seo Joon kiss Um Jung Hwa witch' romance 2 apanese Kiss 07 -Temptation Kiss- Japanese Kiss 08 -Sexy Kiss-

Sabtu, 13 Februari 2016

JAV ONLINE [MEYD-044] I In Fact We Continue To Be Committed To The Bosss Husband Aoi Chie – 2016HD JAV Streaming | Japanese Porn | Japanese Tubes Online

JAV ONLINE [MEYD-044] I In Fact We Continue To Be Committed To The Bosss Husband Aoi Chie – 2016HD JAV Streaming | Japanese Porn | Japanese Tubes Online

[MEYD-047] Ive Felt Committed To The Best Friend Of My Husband I Kasumi Kaho

JAV ONLINE [MEYD-047] Ive Felt Committed To The Best Friend Of My Husband I Kasumi Kaho – 2016HD JAV Streaming | Japanese Porn | Japanese Tubes Online

[KK-054] Kindan care Fukada pear greens

JAV ONLINE [KK-054] Kindan care Fukada pear greens – 2015HD JAV Streaming | Japanese Porn | Japanese Tubes Online

Mbah Gemblung Dari Lereng Bromo

Nadia
Dilereng gunung Bromo terdapat satu perkampungan penduduk yang masih sangat asri, dan penduduknya pun masih menganut faham kedjawen yang begitu kental. Ditengah kehidupan kampung tersebut banyak sekali aturan aturan yang bila dilihat dengan kacamata ilmu pengetahuan merupakan aturan aturan yang mustahil yang seharusnya sudah tidak perlu untuk diyakini. Hanya beberapa gelintir orang saja yang sudah mulai dengan tatacara kehidupan modern, dan sebagian besar lagi masih totok dengan adat istiadat kampung.

Tersebutlah seorang tokoh spiritual yang sangat disegani oleh seluruh warga diperkampungan itu, Mbah Gemblung yang memiliki arti Mbah Gila. Tapi tidak demikian dengan warga diperkampungan itu menilai, dengan kesaktiannya Mbah Gemblung selalu dijadikan barometer keberhasilan dari setiap hajat ataupun cita cita segenap warga kampung tersebut.

Konon katanya beberapa kepiawaian Mbah Gemblung yang sudah sangat kesohor adalah bisa menggandakan uang, mengobati orang yang kerasukan, ingin punya keturunan, penglaris, pelet dan lain lain. Satu lagi kepiawaian Mbah Gemblung adalah bisa menggampangkan jodoh khususnya bagi gadis gadis perawan ataupun janda. Kepiawaian yang satu inilah yang kerap kali Mbah Gemblung sosialisasikan terhadap para gadis ataupun janda di kampung itu.

Dengan usianya yang sudah lima puluhan Mbah Gemblung masih nampak segar dan gagah diusianya yang sudah setengah abad itu, dan konon katanya lagi dikarenakan kebiasaannya melalap daun daun muda dan rumput rumputan hijau tetangga. Dengan tampangnya yang sangar ditambah sorot matanya yang tajam, serta kulit tubuhnya yang hitam legam kian menambah jogrogan Mbah Gemblung semakin disegani oleh penduduk kampung.

Mbah Gemblung tinggal disebuah rumah berdinding kayu dan terpencil sendiri tanpa rumah rumah lain di sekelilingnya, dengan kamarnya yang telah didisain sedemikian rupa dengan wewangian dupa dan keris keris yang menurut keyakinannya sangat bertuah itu, tergantung rapi di dinding kamarnya yang juga hanya diberi penerangan lampu teplok, kian menambah keangkeran praktek perdukunan yang sudah puluhan tahun digelutinya.

Ada saja tamu yang berdatangan kerumah Mbah Gemblung setiap harinya, bahkan tidak sedikit pula yang sengaja datang dari Jakarta ataupun kota kota besar lainnya, hal ini karena kemasyuran nama besar Mbah Gemblung dikalangan masyarakat kampung tersebut hingga kekota kota besar di pulau jawa. Seperti pagi itu tampak didepan rumah Mbah Gemblung terparkir sebuah sedan mewah Jaguar berplat nomor polisi leter-B, milik seorang tamunya wanita cantik nan seksi dari Jakarta, yang sehari sebelumnya sudah menginap di kota Malang.

Pagi itu Mbah Gemblung merasa seperti yang habis menang lotre saja, dengan datangnya tamu seorang wanita yang sangat cantik dan seksi itu kerumahnya. Dengan bentuk tubuhnya yang sintal, kulitnya yang putih mulus, dan buah dadanya yang montok teronggok didadanya serta bentuk pantatnya yang demplon nan bohay membuat Mbah Gemblung sesekali menelan air liurnya. “…cleguk…glegk…” Didalam kamarnya Mbah Gemblung mulai memberikan wejangan spiritualnya kepada tamu wanitanya tersebut, yang mengenalkan dirinya bernama Nadia yang tinggal di Bilangan Tebet Jakarta Selatan.

Disamping piawai dibidang pengobatan dan lainnya, Mbah Gemblung juga piawai memperdayai setiap wanita yang datang untuk meminta pertolongannya. Dan dihadapan tamunya kali inipun Mbah Gemblung sudah mulai menampakkan taring birahinya.

Lalu dengan keramahannya Mbah Gemblung mulai menanyakan maksud ataupun keinginan dari tamunya tersebut, “…Jeng Nadia ini ada keperluan apa jauh jauh datang kerumah Mbah…?...monggo dijelaskan…!” kata

Mbah Gemblung dengan sorot matanya yang seakan menelanjangi tubuh Jeng Nadia tamunya itu.
Dengan suaranya yang lembut Jeng Nadia menjawab dengan malu malu,

“…anu Mbah…saya kepengen segera memiliki keturunan…!”

Dengan mengelusi jenggotnya dan sambil manggut manggut dijawabnya, “…ooohh…itu sih bisa Mbah bantu…asalkan Jeng Nadia mau menuruti semua yang nanti Mbah syaratkan…!”

Lalu dijawab lagi oleh Jeng Nadia, “…iya Mbah saya akan menuruti semua persyaratan yang Mbah minta…!”

Dan dijelaskan oleh Mbah Gemblung rincian ritual apa saja yang harus dijalankan, “…karena proses ritualnya yang tidak sebentar, maka Jeng Nadia harus bersedia bermalam dirumah Mbah, lalu nanti Jeng Nadia akan saya mandikan dengan air kembang setaman, lalu setelah Jeng Nadia mandi Mbah mulai dengan ritual penerapan ilmu Mbah ketubuh Jeng Nadia…gimana apa Jeng Nadia bersedia menuruti persyaratan tadi…?” jelas Mbah Gemblung dengan dengan matanya kearah belahan buah dada Jeng Nadia yang terlihat menggiurkan dengan baju tanktopnya yang berleher rendah yang dilapisi dengan Blazernya.

“…ii..iya…Mbah…saya bersedia…!” jawab Jeng Nadia dengan terbata.

Setelah penjelasannya tadi kemudian Mbah Gemblung meminta tamunya tersebut, untuk menyuruh sopirnya yang sedari tadi menunggu diluar untuk kembali ke penginapannya di kota Malang, dan kembali lagi besok siang. Hal ini hanya merupakan salah satu trik dari Mbah Gemblung, agar lebih leluasa memperdayai Jeng Nadia tamu wanitanya itu.

Sepeninggal Mang Yogi sopirnya, Nadia masuk kembali kedalam kamar Mbah Gemblung, dengan berdiri di samping pintu kamar ia pun menunggu Mbah Gemblung yang sedang mempersiapkan peralatan dukunnya, untuk ritual pengobatannya kepada tamunya. Setelah selesai kemudian Mbah Gemblung menghampiri tamunya dengan sorot matanya yang menyisir seluruh tubuh sempurna Nadia,

“…hhhmm…ayune…kowe nduk…susumu jan montok tenan…lan…bokongmu iki yo…apik…!” kata Mbah Gemblung dalam hatinya.

Mbah Gemblung meminta Nadia untuk segera mandi air kembang setaman, dengan menanggalkan seluruh pakaiannya, dan menggantinya dengan balutan kain kemben batik, yang merupakan syarat pertama yang diminta oleh Mbah Gemblung untuk prosesi ritualnya kepada jeng Nadia. Dengan sedikit malu Jeng Nadia menuruti semua yang diperintahkan oleh Mbah Gemblung, dengan menunggu diluar kamar, Mbah Gemblung mengintip Jeng Nadia yang sedang membuka seluruh pakaiannya, untuk menggantinya dengan berkemben kain jarik batik.

Mbah Gemblung dengan hati berdebar dan dengan sorot matanya yang tidak berkedip, demi melihat tubuh pasiennya kali ini yang begitu sempurnanya, dengan kulitnya yang putih nan mulus, buah dadanya yang berukuran 36B mengembul menantang, dan dengan bongkahan pantatnya yang demplon bin bohay itu semakin membangkitan gairah birahinya. Jeng Nadia telah selesai bersalin pakaiannya dan kini ia sudah dengan hanya balutan kain kemben batik ditubuhnya, kain kembennya terbelit mengikuti lekukan lekukan ditubuhnya dan semakin membuat terangsang Mbah Gemblung yang sedari tadi mengintipnya dari luar kamar.

Mbah Gemblung menuntun Jeng Nadia kekamar mandi untuk ritual penyucian. Jeng Nadia menuruti semua arahan dan penjelasan yang diberikan oleh Mbah Gemblung. Dengan duduk di bale bambu yang ada dikamar mandi khusus tempat ritual penyucian itu, Mbah Gemblung mulai menyirami tubuh Jeng Nadia yang masih berkemben itu dengan air kembang setaman. Mulai dari kepala Jeng Nadia Mbah Gemblung menyirami dengan gayung batok kelapa sambil mulutnya komat kamit seraya merapalkan mantera manteranya, Jeng Nadia hanya diam mengikuti rangkaian ritual penyucian yang lakukan oleh Mbah Gemblung.

Kain kemben Jeng Nadia yang sudah basah semakin melekat erat mengikuti seluruh lekukkan ditubuhnya, dan hal ini semakin membuat Mbah Gemblung semakin terangsang oleh keseksian tubuh pasiennya ini. Setelah menyirami tubuh Jeng Nadia kini Mbah Gemblung mulai memegangi kepala Jeng Nadia dari depannya, dengan terus berkomat kamit tangan Mbah Gemblung terus turun keleher jenjangnya, terus turun lagi kepundak Jeng Nadia, seraya berkata.

“…Mbah minta ijin untuk menerapkan ilmu kesaktian Mbah ketubuh Jeng Nadia, dan Mbah meminta maaf karena harus menerapkannya dengan cara menekan dan memijit keseluruh tubuh Jeng Nadia…!” demikian Mbah Gemblung meyakinkan Jeng Nadia agar ilmu kesaktiannya dapat menyerap ke tubuhnya. Jeng Nadia yang awam dan tidak mengerti ilmu perdukunan, hanya bisa mengikuti dan merelakan tubuhnya disentuh oleh Mbah Gemblung. Lalu dengan pelan menjawab, “…saya akan menuruti semua proses ritual yang Mbah lakukan terhadap saya…” dan kemudian dengan senyumnya Mbah Gemblung berkata lagi,

“…bagus…bagus…nduk…dengan begitu Mbah akan lebih mudah menerapkan ilmu Mbah ketubuhmu…dan Mbah tambahkan lagi, penerapan yang Mbah lakukan tidak hanya dengan tangan Mbah tapi juga dengan mulut Mbah agar penerapan ilmu Mbah lebih sempurna terserap ketubuh Jeng Nadia…!

Nadia hanya mengangguk mendengarkan semua penjelasan Mbah Gemblung tadi, dan setelah memberi penjelasan kepada pasiennya Mbah Gemblung mulai kembali dengan ritual penerapan ilmunya dengan memijat seluruh tubuh Jeng Nadia mulai dari pundaknya kemudian turun kedadanya, Jeng Nadia sedikit menggeliat ketika tangan Mbah Gemblung mulai mengusapi dan memijit mijit buah dadanya yang montok.

Mbah Gemblung lalu jongkok didepan Jeng Nadia yang dan mendekatkan wajahnya kebuah dada Jeng Nadia, dengan tangannya kini mulai membuka ikatan kain kemben di dada Jeng Nadia. Jeng Nadia hanya memejamkan matanya ketika mulut Mbah Gemblung komat kamit merapalkan mantera persis di belahan buah dada montok Jeng Nadia, lalu lidah Mbah Gemblung mulai menjilati permukaan kulit buah dada Jeng Nadia. Jeng Nadia mulai merasakan adanya keganjilan didalam proses ritual yang dilakukan oleh Mbah Gemblung, dan bertanya kepada Mbah Gemblung,


mbah kenapa harus gini segala…?” Tanya Jeng Nadia dengan heran.
Lalu dijawab oleh Mbah Gemblung, “…hal ini Mbah Lakukan, agar kelak nanti Jeng Nadia memiliki keturunan, air susumu akan lancar dan berlimpah ketika nanti menyusui anakmu…begitu…kamu faham…?!”

Dengan mengganguk Jeng Nadia menerima penjelasan Mbah Gemblung, walaupun didalam hatinya sulit untuk menerima perlakuan Mbah Gemblung atas buah dadanya yang selama ini hanya suaminya yang pernah memperlakukan demikian. Dan Nadia kini hanya pasrah dengan perlakuan Mbah Gemblung terhadap tubuh seksinya, yang kini direbahkan terlentang diatas dipan bambu.

Mbah Gemblung yang kini duduk ditepi ranjang mulai dengan tangannya menggerayangi seluruh lekukan tubuh seksi pasiennya, dan dengan mulutnya yang tidak berhenti komat kamit. Lalu Mbah Gemblung mulai lagi membacakan mantera manteranya dengan mulutnya yang menempel dan menyusuri tubuh Jeng Nadia mulai dari leher hingga ke kulit pahanya. Jeng Nadia yang hanya diam kini mulai tergelitik menahan geli ketika kumis Mbah Gemblung menyapu permukaan kulit pahanya dan hal ini diketahui oleh Mbah Gemblung, yang mulai menyeringai dan menahan air liurnya yang mulai deras mengalir dirongga mulutnya

”…cleguk…gleg…ssrruuuppff…”

Tangan Mbah Gemblung mulai meraba keselangkangan Jeng Nadia dan kemudian dengan mulutnya yang berkomat kamit di depan vagina Jeng Nadia dengan sesekali meniup keliang vaginanya. Jeng Nadia mulai mendesah dan merintih kecil ketika lidah Mbah Gemblung menjilat dan menyapu belahan vaginanya, dengan kedua tangannya kini memegang dan meremasi buah pantat Jeng Nadia, Mbah Gemblung terus menjilati liang vagina Jeng Nadia. “…ssshhhsss…” Jeng Nadia mendesis.

Jari tengah Mbah Gemblung mulai masuk kedalam vagina Jeng Nadia dan menekan semakin dalam dengan mengorek dinding vaginanya yang basah, tubuh Jeng Nadia menggelinjang dan menggeliat diatas dipan diperlakukan seperti itu oleh Mbah Gemblung…”…aaahhh…ssshhhss..ooohhh…!” Jeng Nadia mengerang dan mendesah.

Mbah Gemblung kemudian menghentikan aktifitasnya lalu berkata, “…jeng …gimana kamu mau punya keturunan, la wong pintu rahimmu tertutup dan terlalu kecil begitu…mana mungkin untuk bisa di buahi oleh sperma suamimu…!” kata Mbah Gemblung.

Dengan raut muka yang penuh keheranan lalu Jeng Nadia bertanya, “…lalu harus gimana Mbah…?
Lalu dengan santai dijawab oleh Mbah Gemblung, “…kalau untuk membuka dan memperbesar pintu rahim Jeng Nadia dengan jari Mbah, tidak akan sampai karena jari Mbah yang kurang panjang…ada satu satunya cara yaitu dengan kemaluan Mbah yang sudah tentu lebih panjang dari jarinya Mbah…dan itu terserah kapada Jeng Nadia mau dilanjutkan atau tidak Mba tidak bisa memaksa…!”

Dengan raut muka yang terlihat putus asa lalu Jeng Nadia berkata lagi, “…saya takut Mbah…dan saya khawatir malah akan terhamili oleh benihnya Mbah…”

lalu dengan meyakinkan Mbah Gemblung kembali menjelaskan, “…Jeng Nadia ndak usah kuatir akan hal itu, karena dengan kesaktian Mbah akan mematikan sel sel hidup di cairannya Mbah, jadi tidak akan bisa menghamili Jeng Nadia…gimana Jeng…?!”

Akhirnya dengan berat hati jeng Nadia menerima tawaran Mbah Gemblung untuk membuka dan memperbesar pintu rahimnya dengan menggunakan kemaluan Mbah Gemblung, “…yah sudah kalau memang demikian saya manut apa kata Mbah…”

lalu dengan manggut manggut Mbah Gemblung menambahkan dengan katanya, “…poko’e sing penting ge’ ndang waras…iya toh Jeng…wes manuto karo si-Mbah…?!”

kemudian Mbah Gemblung meminta Jeng Nadia untuk mengganti kain kemben yang sudah basah sehabis penyucian tadi, dengan kain kemben yang baru dikamar. Lalu dimulailah ritual pembukaan dan ritual pembesaran pintu rahim Jeng Nadia, dengan kembali berkomat kamit mulai tangan Mbah Gemblung merabai seluruh lekukkan tubuh seksi Jeng Nadia.

Jeng Nadia yang sudah terlentang diatas ranjang kecil mulai mendesah dan merintih ketika lidah Mbah Gemblung mulai menjilat dan menyusuri leher jenjangnya yang mulus, dan dengan kedua tangannya Mbah Gemblung meremasi buah dada montok Jeng Nadia. Ketika jilatan Mbah Gemblung turun ke buah dadanya dan mulai mengenyoti putting susunya Jeng Nadia semakin terangsang libidonya, dengan kini tanganya mulai meremasi kain sprei.

Mbah Gemblung dengan pengalamannya sudah tahu daerah sensitif ditubuh seorang wanita, dapat dengan mudah membangkitkan gejolak birahi ditubuh Jeng Nadia, dan kini dengan melucuti seluruh pakaian Mbah Gemblung mulai mengarahkan batang penisnya yang panjang besar dan berurat itu keliang vagina Jeng Nadia. Mula mula digesek gesekkan penis Mbah Gemblung membelah dan menggerus bibir vagina Jeng Nadia yang sudah basah, lalu dengan perlahan Mbah Gemblung menekan penisnya masuk keliang vaginanya…”…aaahh…Mbaahhh…sakiiitt…ooohhh…pelan-pell..an...” jerit Jeng Nadia mengiringi tembusnya vagina Jeng Nadia oleh batang kontol Mbah Gemblung.

Lalu Mbah Gemblung mulai memaju mundurkan batang kontolnya dengan perlahan lahan diliang vagina Jeng Nadia yang terasa sempit oleh dimasuki kontol Mbah Gemblung yang panjang dan besar itu, dan semakin lama genjotan kontol Mbah Gemblung semakin kencang dan kasar, hingga tubuh Jeng Nadia makin terlonjak dan terhentak hentak dengan kerasnya.

“…huah…hah…ssshhh…ehg…huah…!” suara Mbah Gemblung mengiringi genjotan kontolnya diliang vagina Jeng Nadia.

Jeng Nadia yang semula berat hati untuk disenggamai oleh Mbah Gemblung, kini mulai ikut menikmati tikaman tikaman maut batang kontol Mbah Gemblung, dengan tangannya yang kini mulai meremasi kepala Mbah Gemblung yang tengah merangsek buah dadanya dengan rakus. Hilanglah harga diri dan kehormatan Jeng Nadia setelah dirinya sekarang berhasil di tunggangi Mbah Gemblung yang dukun cabul itu,

“…oooohhhh…ssshhh…Mbaaaahhh….aaahhh…ssshhh…” desahan Jeng Nadia semakin memicu kebringasan nafsu birahi Mbah Gemblung.

Kemudian setelah setengah jam Mbah Gemblung menggumuli sekaligus merengkuh kenikmatan tubuh Jeng Nadia, diapun mengakhiri pelampiasan birahinya dengan satu sentakkan dan erangan panjang mengiringi semburan air maninya di rahim Jeng Nadia, “…aaarrggghhh…Jeeeng…Sriiii….crot…crot…crot…!”

Dan tubuh Mbah Gemblung ambruk diatas tubuh seksi Jeng Nadia dengan bermandi peluh, mulai Jeng Nadia dengan penyesalannya yang sudah terlambat dan menitikkan air mata dikedua ujung matanya. Mbah Gemblung tau akan hal ini lalu dengan santainya Mbah Gemblung memberi penjelasan kepada Jeng Nadia,

“…ora opo opo Jeng…ora usah kuatir yo…sing penting ge’ndang waras, iso nduwe keturunan…!”
Saat itu tidak terasa sudah menjelang maghrib, dan atas saran Mbah Gemblung Jeng Nadia kembali dimandikan dengan air kembang setaman. Seperti halnya proses penyucian tadi siang kali ini pun Jeng Nadia kembali diperlakukan Mbah Gemblung secara cabul, dan dengan berbagai alasan dan dalihnya untuk kembali menikmati tubuh seksi tamunya dari Jakarta itu.

Kali ini dengan posisi berdiri di belakang Jeng Nadia Mbah Gemblung tengah menghujani tengkuk dan leher janjang Jeng Nadia dengan jilatan jilatan peenuh nafsu, seraya tangannya yang tidak bosan bosannya meremas remas buah dada Jeng Nadia.

Dan mulailah Mbah Gemblung meminta pasiennya itu untuk sedikit membungkukkan tubuhnya dan membuka kedua kakinya, lalu dengan perlahan Mbah Gemblung mengarahkan batang kontolnya keliang kenikmatan Jeng Nadia, dan dengan sekali tekanan kuat masuklah seluruh batang kontol Mbah Gemblung diliang vagina Jeng Nadia. “…aarrrggghh…ssshhh…tahan yo nduk…?!” racaunya ditelinga Jeng Nadia.

Jeng Nadia hanya pasrah diperlakukan seperti itu oleh Mbah Gemblung, pikirnya nasi sudah menjadi bubur, maka yang dilakukan kini hanya pasrah menerima rabaan, remasan, dan sodokkan sodokkan dari Mbah Gemblung. Mbah Gemblung yang merasa sudah menundukkan korbannya, semakin seenaknya memperlakukan tubuh seksi Jeng Nadia dengan berbagai macam cara dan metode penggarapan atas tubuh seksi pasiennya itu hingga sampai klimaksnya.

“…aaarrrggghh…ssshhh….crot…crot…crot…!”

Dan menjelang tengah malam dengan alasan untuk menyempurnakan ilmu yang diterapkan ditubuhnya, kamudian Mbah Gemblung meminta Jeng Nadia untuk mengulum dan menyepong kontol Mbah Gemblung, serta menelan habis cairan spermanya. Dengan menahan rasa jijik Jeng Nadia menelan semua sperma Mbah Gemblung yang menyembur didalam mulutnya,

“…aaarrrggghh…bagus…bagus…nduk…telan semuanya…!” kata Mbah Gemblung sambil memegang kepala dan meremasi rambut Jeng Nadia.

Hingga pagi menjelang Mbah Gemblung tidak bosan bosannya terus menggarap kemolekkan tubuh Jeng Nadia, yang sudah kepayahan menahan gempuran gempuran dari Rudal Palkon Mbah Gemblung.

Seperti yang sudah dipesankan kemarin Mang Yogi pun datang pada siang harinya, dan kedatangannya belum diketahui oleh Jeng Nadia karena sedan Jaguarnya yang nyaris tidak mengeluarkan suara, setelah memarkirkan mobilnya Mang Yogi kemudian duduk di dipan bambu yang ada di teras rumah Mbah Gemblung.

Dan ketika sedang asyik dengan rokok kreteknya Mang Yogi lamat lamat mendengar suara majikannya yang masih didalam kamar Mbah Gemblung, lalu iseng iseng diapun mencari cari celah didinding papan rumah Mbah Gemblung. Dan betapa kagetnya Mang Yogi setelah menemukan lubang kecil didinding kayu rumah Mbah Gemblung, dia dapat melihat jelas kedalam kamar menyaksikan majikannya yang sedang disebadani oleh Mbah Gemblung.

Dengan sesekali menelan ludah Mang Yogi terus menyaksikan tubuh majikannya yang seksi bin mulus itu sedang dikerjai oleh Mbah Gemblung, dengan tanpa terasa Mang Yogi pun mulai hanyut terbawa suasana didalam kamar dan penisnya pun kini mulai menegang. Hingga akhir persetubuhan majikannya denga Mbah Gemblung, Mang Yogi masih mengelusi batang kontolnya, dan baru kali ini dia melihat bentuk tubuh seksi majikannya, dengan hanya terbalut kain kemben yang sudah awut awutan sehabis digumuli diatas ranjang oleh Mbah Gemblung.

Setengah jam kemudian Jeng Nadia pun keluar dari rumah Mbah Gemblung, dan pamit untuk kembali ke Jakarta.

“…kulo pamit yo Mbah…?!’ kata Jeng Nadia diteras rmah Mbah Gemblung.

“…iyo nduk sing ati ati ning dalan…inget pesene simbah yo…?!” dengan senyumannya Mbah Gemblung menyambut tangan Jeng Nadia bersalaman.

Dalam perjalanan kembali kepenginapannya di kota malang Jeng Nadia hanya melamun dikursi belakang mobilnya, sementara Mang Yogi yang mengemudikan mobil tengah asyik dengan hayalan dan fantasi sexnya bersama majikannya. Sesekali Mang Yogi melirik majikannya yang sudah tertidur melalui kaca spion didepannya, dan terkadang sengaja membungkuk untuk mengintip paha mulus majikannya yang memakai rok ketat diatas lutut yang baru kali ini nekat dilakukannya setelah tadi sempat menyaksikan tubuh mulus nan seksi majikannya di gauli oleh Mbah Gemblung.

Dan hayalan Mang Yogi terus berlanjut hingga sampai kepenginapan, dan ketika didepan kamar majikannya Mang Yogi pun memaksa ikut masuk kedalam, dan hal ini membuat marah Jeng Nadia.

“…Mang Yogi apa yang kamu lakukan…berani beraninya masuk ke kamar saya…!” hardik Jeng Nadia dengan matanya melotot kearah Mang Yogi.

Lalu dengan santai dijawab oleh Mang Yogi, “…sudahlah Nyonya…ga perlu pake marah marah kale…!?

“…apa maksud kamu kacung sialan !!!…beraninya kamu kurang ajar kepada saya…?!” bentak Jeng Nadia kepada Sopirnya.

“…saya tau kok tadi nyonya ngapain sama Mbah dukun Gemblung itu…ngewe kan Nyah…hehehe…saya jadi kepengen nyicipin punya Nyonya…!” jawab Mang Yogi dengan tenang.

Bagai mendengar halilintar disiang bolong teling Jeng Nadia, demi mendengar ucapan sopirnya itu, lalu kegelisahan mulai melanda hati Jeng Nadia, serba salah dan bingung…lalu katanya dengan mulai terisak.

“…plis…Mang jangan paksa saya…saya mohon Mang, nanti saya kasih uang berapapun yang Mang Yogi minta…!” katanya dengan memelas.

Lalu dijawab oleh Mang Yogi seraya menghampiri majikannya itu, “…yang saya butuhkan sekarang adalah memeknya Nyonya…kalo Nyonya mau aman…layani saya…!”

Nadia tidak bisa menolak keinginan sopirnya itu, dan tidak ada jalan lain selain melayani keinginannya, keutuhan rumah tangganya yang menjadi taruhannya, kalo sampai sopirnya itu membuka aibnya dihadapan Mas Woko suaminya. Dan mungkin ia tidak akan lagi bisa menikmati semua fasilitas yang serba mewah dari suaminya yang eksekutif muda itu bila sampai ia diceraikan, demi mempertimbangkan hal itu akhirnya dengan berat hati ia pun bersedia melayani Mang Yogi sopirnya atas pertimbangan hal tadi.

Nadia hanya bisa diam dan menitikkan air matanya saja, ketika Mang Yogi sopirnya itu tiba tiba sudah memeluknya dari belakang, dengan penisnya yang sudah diluar celananya digesek gesekkan kepantatnya yang masih memakai rok ketat berbahan halus. Dengan perasaan hatinya yang hancur setelah sehari semalam menjadi budak nafsu Mbah Gemblung sidukun cabul itu, kini kembali harus menjadikan tubuh seksinya sebagai sarana pemuas hajat syahwat sopir pribadinya.

Nadia tidak bisa menolak ketika Mang Yogi kini tengah menjilati leher jenjangnya dengan tangan Mang Yogi yang juga aktif membuka satu persatu kancing bajunya, Mang Yogi pun dengan tergesa gesa mulai membuka pakaiannya hingga yang tersisa sempaknya yang sudah pada bolong disana sini. Mang Yogi dengan penuh nafsu terus menggesekkan kontolnya di panntat majikannya itu, dan dengan mulut dan lidahnya menyusuri kulit mulus punggung majikannya.

“…aaahhh…kulit Nyonya mulus banget…ngga kaya kulit istri saya yang kasar dan panuan…ooohhh…sshhh…!” racau Mang Yogi ditelinga majikannya.

Setelah sekian lama Mang Yogi menjadi sopir pribadinya tidak pernah terlintas sebelumnya untuk dapat mencicipi tubuh Nadia majikannya itu, dan sore itu dimana seharusnya dia sudah menyopiri majikannya untuk pulang ke Jakarta, kini ia pun tengah menyopiri nafsu sexnya diatas tubuh majikannya.

Sungguh penderitaan Nadia begitu berat dirasakannya, setelah tertipu oleh seorang dukun cabul kini ia pun harus menerima kenyataan sopir pribadinya yang sudah sekian lama ia percayai, kini dengan bebasnya memperlakukan tubuh seksinya dengan kasar tak ubahnya seperti pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga. Dalam batin Nadia menyesali nasibnya yang tidak beruntung, dan ditengah gempuran Mang Yogi yang kini sudah merebahkan tubuhnya diatas ranjang, Nadia Berbisik dalam hatinya,

“…Mas Woko…maafkan aku Mas…”

Dengan sudah menelanjangi tubuh majikannya, kini Mang Yogi sudah menindih tubuh majikannya itu dan dengan rakusnya melumat bibir sensual majikannya dengan tangannya yang terus meremasi buah dadanya yang begitu montok dan sangat menggiurkan itu. Lidah Mang Yogi kini menjilati seluruh permukaan kulit halus nan mulus buah dada Nadia, dan terus turun jilatannya sampai keperut dan turun lagi kepaha dan selangkangan majikannya, lalu dengan lidahnya mulai merambah rimbunnya belantara kenikmatan majikannya dengan sangat nafsu.

“…ssllrrruuppff…ssshhh…memek Nyonya enak banget…kayak rawon setan…!” racau Mang Yogi seenak dengkulnya.

Nadia hanya diam dan menitikkan air matanya, dikurang ajari oleh sopir pribadinya itu, dan tangisannya kian terdengar ketika denga kasar memeknya sudah dijejali batang kontol sopirnya itu, dan menggenjotnya dengan seenaknya kasar dan brutal, layaknya seperti orang yang sedang diperkosa.
Mang Yogi terus dengan sodokkan dan tikamannya diliang memek majikannya dengan tangannya yang terus mengemudi di buah dada majikannya, dan dengan lolongan panjang disudahinya dengan memuncratkan spermanya dirahim Nadia majikannya yang dia tau dengan keberangkatannya ke lereng Bromo untuk bisa segera memiliki keturunan.

“…aaahhh…jangan didalam Maaanng…ooohhh…!” jeritan Nadia melarang sopirnya itu untuk memasukkan benih dirahimnya.

“…ooohhhssshhh…crot…crot…crot…enakan dilam Nyah, siapa tau nanti Nyonya bisa hamil sama benih dari saya…hehehe…!” kata Mang Yogi dengan seenaknya.
Betapa kian hancur hati Nadia menerima kenyataan pahit harus menerima masuknya benih dari sopirnya didalam rahimnya, dan sebelumnya pun sudah dimasuki benih dukun cabul sialan itu. Tangisan Nadia kian terdengar dan menyisakan keperihan yang berkepanjangan di relung hatinya, ia serasa tak kuasa lagi menahan nestapa yang semakin mengoyak kisi kisi dalam hatinya.

Dan ditengah malam itu disaat sedang terlelap tidur Nadia bangun ketika dirasakan tubuhnya ada yang menindihnya, Mang Yogi rupanya ingin menghabiskan malam itu diranjang bersama majikannya yang super cantik dan seksi itu. Nadia tidak kuasa menolak nafsu birahi sopirnya itu, ia hanya diam dan pasrah ketika kembali ditelanjangi dan selanjutnya digumuli dengan penuh nafsu oleh Mang Yogi. Dan untuk kedua kalinya Mang Yogi sopirnya itu menitipkan benih dirahimnya, yang bisa saja membuahkan kehamilan setelah sebelumnya telah menyimpan pula benih dari Mbah Gemblung dukun cabul itu.

Pagi itu Nadia berangkat ke Jakarta dengan Mang Yogi sopirnya, yang kini mengemudi dengan hatinya yang sangat puas setelah merengkuh kehangatan tubuh seksi majikannya semalaman. Nadia hanya diam dan mulai tidur selama perjalananya menuju rumahnya di Jakarta, dan tanpa disadarinya kesalahan telah terjadi lagi pada dirinya, disaat dalam tidurnya rok panjangnya tersingkap hingga menampakkan kulit pahanya yang mulus.

Mang Yogi yang menyaksikan majikannya tidur dengan paha mulusnya yang terbuka, kembali dirasuki hawa nafsu binatangnya yang sudah tidak lagi memandang norma norma kesopanan terhadap majikannya yang sudah sekian lama menghidupi keluarganya. Dia pun akhirnya membelokkan mobilnya masuk dipinggiran hutan Alas Roban yang sudah terkenal dengan kerawanannya, setelah menghentikan mobilnya lalu ia pun membuka pintu belakang dan kemudian dengan secara paksa menyerang majikannya yang masih tertidur itu.

“…Mang cukup Mang saya ngga mauuu…aaahh…jangan Mang…!” jeritan Nadia kepada sopirnya, yang sudah seperti kesetanan terus mengujani dengan ciuman ciumannya di wajah dan bibirnya. Mang Yogi mulai membuka paksa baju atasan majikannya, dan kini hanya menyisakan BH dan rok panjangnya, Nadia sungguh tidak kuasa melakukan perlawanan dan tenaganya habis.

“…sekali lagi ya Nyah…abis Nyonya sih tidurnya ngongkong, jadi ngaceng lagi deh kontol saya…hehehe…!” kata Mang Yogi seenak udelnya.

Lalu dengan leluasa Mang Yogi mulai menurunkan tali BH di pundak majikannya, dan terus mengenyoti putting susunya dengan rakus, dan tangannya turun kearah selangkangan majikannya lalu dengan kasar menurunkan CDnya hingga sobek dan putus karetnya. Kemudian Mang Yogi membuka kedua paha majikannya itu dengan dengkulnya, lalu dengan tangannya menuntun batang kontolnya keliang vagina majikannya dan dengan sekali dorongan masuklah seluruh kontolnya ditelan kegelapan goa diselangkangan majikannya itu.

“…aahh…oohh…ssshh…enaknya memek Nyonyah…ssshh…!” racau Mang Yogi mulai terdengar disela genjotan batang kontolnya, Nadia kembali dengan isak tangisnya yang tidak menyangka akan diperkosa oleh sopirnya itu. Dan Mang Yogi sudah mulai ingin menuntaskan hajatnya dengan mempercepat genjotannya dan akhirnya sampailah ia di penghujung sodokkannya dengan kembali menyirami rahim majikannya dengan air maninya.

“…aaahhh…crot…crot…crot…!” dan dengan santainya ia berucap dengan asal ngejeplak, “…makasih ya Nyah…udah ngerepotin lagi nih…!”

Nadia segera membersihkan sisa sisa cairan Mang Yogi di vagina dan selangkangannya dengan tissue, dia tidak mau sampai ketahuan suaminya baru di senggamai sopirnya. Mang Yogi jongkok di belakang mobil dan menikmati rokok kreteknya, sambil tersenyum puas setelah merangsek tubuh majikannya yang seksi itu.

Tanpa disadari oleh Mang Yogi maupun Nadia, dirimbunnya pepohonan di pinggir hutan itu lima pasang mata tengah memperhatikannya sedari tadi. Rupanya mereka adalah kawanan rampok yang biasa menghadang dan merampok mobil mobil yang lewat dihutan itu, dan mereka sudah cukup lama memperhatikan sejak kedatangan mobil mewah yang sengaja diparkir oleh Mang Yogi dipinggiran hutan itu.

Dengan satu komando dari gembongnya mereka lalu menyergap Mang Yogi dari belakang dan langsung menempelkan goloknya dileher Mang Yogi, dan yang lain langsung mengerumuni mobil yang masih ada Nadia, di dalamnya tengah merapihkan pakaiannya sehabis di setubuhi sopirnya. Betapa kaget dan ngerinya Nadia dengan kedatangan segerombolan perampok yang bertampang sangar dan menyeramkan itu, dengan golok di ditangannya masing masing.

“…harta atau nyawa…!!!...kalo mau pada selamet turuti perintah kami…!” kata gembongnya yang bertubuh paling besar dengan kumisnya yang mbaplang.

“…tolooong…!” jerit Nadia ketakutan.

“…diam…!!!...atau saya matiin semua…!!!” perampok itu membentak Nadia yang gemetaran saking takutnya.

Mang Yogi yang sudah disergap lebih dulu oleh perampok perampok itu, diikat disebuah pohon dan di sumpal mulutnya dengan kaos kakinya yang tadi dibuka paksa oleh salah seorang dari perampok itu. Mang Yogi hanya bisa menyaksikan tanpa bisa berbuat apa apa, ketika kelima perampok itu mengerumini mobilnya dan dengan kasar menarik keluar Nadia dari dalam mobilnya.

Lalu dengan satu isarat gembong rampok itu menyuruh menggeledah isi mobil dan mengambil barang barang berharga milik Nadia, dan gembong rampok itu dengan mudah menaklukkan Nadia dan menghimpit tubuhnya ke bagasi mobil.

“…wah…wah…wah…wah…ayune kowe nduk…langsung ngaceng kontolku…!” katanya didepan wajah Nadia yang semakin gemetar ketakutan.

Lalu disambut tertawa oleh perampok perampok lainnya yang baru saja mengobrak abrik dan mengambil semua barang berharga yang ada didalam mobil, “…ha…ha…ha…ha…kita jadikan teman tidur kita malam ini Kang…!” kata salah seorang perampok itu, yang langsung disambut dengan terbahak bahak oleh teman temannya yang lain,

“…ha…ha…ha…asyiiiik…bisa ngrasain memek Jakarta kita nih…!” kata perampok yang lain.

“…bener…Kang malam ini kita pesta memek orang Jakarta…!” kata perampok satunya lagi.
Nadia langsung bergidik mendengar ocehan para perampok itu, dan tangisannya mulai terdengar memilukan.

“…jangan pak jangan perkosa saya…saya mohon pak…ambil saja yang bapak bapak mau…tapi jangan perkosa saya pak…tolong pak…saya mohon pak…!” rintihan memelas Nadia, yang disambut tawa mereka secara bersamaan.

“…huahahahaha…huahahahaha…!!!”

Dengan disaksikan keempat anak buahnya, sigembong perampok itu mulai memperkosa Nadia dengan kasar, dengan dihimpit dibagasi mobil sedan mewahnya, satu persatu pakaian Nadia direnggut dan sobek sobek dengan kasar, dan Nadia tidak bisa berbuat apa apa dan ketika dengan rakusnya gembong perampok itu mulai melumat bibirnya yang bergincu warna pink, dan terus turun menjilati lehernya yang putih dan mulus itu.

Sungguh kontras terlihat dengan tubuh Nadia yang berkulit putih dan mulus, sedang di geluti oleh gembong perampok yang berkulit hitam dan berbadan besar itu. Dengan dekali sentakkan direnggutnya BH Triump Nadia, lalu dengan rakusnya menjilati dan mengenyoti buah dada Nadia yang sudah terbuka. Dan tangan gembong perampok itu turun kearah selangkangan Nadia, dan kembali dengan kasar menarik robek CDnya, lalu dengan jari tangannya yang kasar mulai mengorek dan mengobel isi daleman vagina Nadia.

Lalu dengan kasarnya membalikkan tubuh Nadia menghadap kearah bagasi mobilnya, lalu gembong perampok itu berjongkok dan menyingkap rok panjangnya yang bermotif batik itu, lalu dengan rakusnya menjilati bongkahan pantat Nadia yang sangat mulus itu, lalu dengan kasar pula membuka kedua kaki Nadia dan lidahnya mulai menjilat jilat menggapai vaginanya dari arah belakang.

“…uena’e rek…! Tempik mu legit tenan Mba’…!” kata gembong perampok itu, disambut gelak tawa keempat kawannya. “…huahahahaha…sikat terus Kang…!”

Kemudian dengan berdiri dibelakang tubuh Nadia, gembong perampok itu mengarahkan batang kontolnya yang besar dan hitam keliang vagina Nadia, lalu dengan kasar dan tidak berperasaan menusukkan batang kontolnya dengan sekuat kuatnya, diiringi jeritan dan lolongan Nadia.

“…aaaaaa….sakiiiitt….tolooooong….aaaaaahhhh…!!!”

Dengan penuh nafsunya gembong perampok itu mengenjot vagina Nadia dengan kasar, dan dengan lidahnya menjilati tengkuk dan leher Nadia. Tubuh Nadia terbawa oleh hentakkan hentakkan kontol gembong perampok itu, dan sepuluh menit kemudian dihujamkannya dengan kuat kontolnya keliang vagina Nadia, dan disemprotnya rahim Nadia dengan cairan maninya yang sebagian meleleh di dikaki Nadia.

Melihat gembong perampoknya sudah selesai dengan tubuh Nadia, kemudian dengan secara keroyokkan dan menarik tubuh Nadia keatas rerumputan, dan dengan saling berebutan untuk mendapat giliran pertama mencicipi liang vagina Nadia, dan setelah salah seorang berhasil membenamkan kontolnya yang lainpun berebuta mulut Nadia, untuk bisa merasakan sepongan mulutnya.

Nadia tidak berdaya diantri kelima kawanan perampok itu, dengan satu orang menggarap vaginanya yang satu lagi memaksanya menyepong bontolnya, hingga Nadia muntah muntah, dan yang dua lagi saling berbagi buah dadanya, dan mengenyoti putting susunya secara kasar, hingga dirasakan perih pada putting susunya.

Mang Yogi yang terikat di salah satu pohon, hanya bisa menyaksikan semua kejadian yang dialami majikannya, tanpa bisa menolong. Ada penyesalan dihatinya, seandainya saja ia tidak memarkirkan mobilnya dihutan ini, mungkin tidak akan setragis ini kejadian yang menimpa Nyonya majikannya itu. Tanpa terasa Mang Yogi pun menangisi keegoisannya tadi, dengan memaksa majikannya untuk melayani nafsunya di hutan ini.

Nadia yang harus melayani kelima perampok itu secara bergantian, akhirnya pingsan dengan menyisakan satu pemerkosanya yang masih memompa liang vaginanya dengan kasar dan sadis. Penderitaan Nadia belum berakhir sampai disitu, setelah kelima perampok itu kebagian jatahnya mencicipi vagina Nadia, mereka lalu membopong tubuh seksi Nadia, yang pingsan itu masuk kedalam hutan, yang sudah mulai gelap.

Sampailah mereka di sebuah gubuk ditengah hutan itu, lalu menyuruh Nadia yang sudah sadar dari pingsannya, untuk mandi dikali sebelah gubuk itu. Nadia yang saat dibawa masuk kedalam hutan itu dalam keadaan bugil, setelah tadi diperkosa secara beramai ramai oleh para perampok itu, dan si gembong perampok itu lalu memberinya sehelai kain batik, yang masih baru, dan masih disegel dengan kemasannya, hasil rampokkannya terhadap juragan batik asal jogja beberapa hari yang lalu.

Nadia dengan badannya yang lemas kemudian dipaksa oleh gembong perampok itu untuk segera mandi, dengan terus diawasinya dipinggiran kali dangkal itu. Dengan menahan dinginnya air sungai itu Nadia menuruti perintah gembong perampok itu untuk mandi, kulit Nadia yang putih dan sangat mulus itu terlihat berkilat di bawah cahaya bulan, dan mata gembong perampok yang dari tadi mengawasinya terus menatap seluruh lekukkan tubuh seksi tawanannya itu.

Melihat Nadia sudah selesai dengan mandinya, lalu ia menghampiri Nadia yang terlihat kesulitan berjalan dipinggiran kali, lalu dengan tangannya gembong perampok itu mengangkat dan membopong tubuh Nadia. Begitu sampai di depan gubuk dia berkata kepada keempat anak buahnya dengan masih membopong tubuh Nadia,

“…malam ini kita lewati dengan menikmati tubuh mulus dan seksi perempuan Jakarta ini…!” lalu disambut tawa dan tepukkan keempat anak buahnya.

“…hahahaha…siap…Kang…!!!” jawab seorang perampok lainnya.

Setelah berkata demikian lalu sigembong perampok itu membopong tubuh Nadia kedalam kamar digubuk itu, setelah membaringkan tubuh Nadia di bale bambu, lalu dengan kasarnya mulai menindih dan menggumuli tubuh Nadia, mulai dari melumat bibir terus lidahnya menjilati leher jenjang Nadia, dan dengan tangannya meremasi buah dada montok Nadia dengan gemasnya.

Gembong perampok itu mulai menurunkan belitan kain kemben didada Nadia, dan kemudian dengan rakusnya mengenyoti putting susunya, ciumannya kemali turun sampai ketengah selangkangan Nadia, dan dengan menyingkap kain kemben dipaha Nadia ia pun muali menjilati paha mulusnya, hingga kebelahan vagina Nadia yang sudah bersih dari sisa sisa sperma anak buahnya.

Dengan rakusnya lalu dijilatinya liang vagina Nadia, dan dengan tangannya terus merema remas buah dadanya, setelah beberapa saat kemidian gembong perampok itu mengarahkan batang kontolnya keliang vagina Nadia, dan dengan mudah menghujamkan meriamnya secarabertubi tubi kiang vagina Nadia. Genjotan genjotan kasar terus dilakukannya menghentak dan mengguncang tubuh Nadia, hingga sampai menyemburkan lahar panas kerahim Nadia.

“…aaahhh…ssshhh…tempikmu enak tenan…Nduk…!” katanya setelah selesai dengan hajat biologisnya.

Demikianlah malam itu tubuh mulus dan seksi Nadia dijadikan sarana pemuasan nafsu binatang kelima perampok itu, dan Nadia yang tidak memiliki daya apa apa hanya menangis dan menerima semua perlakuan binatang dari kelima perampok itu. Dan malam itu, kelima perampok itu tidak memperkosa Nadia secara keroyokkan, malam itu mereka masuk satu persatu kedalam kamar, dan melepaskan hajat mereka diatas tubuh Nadia hingga pagi.

Siang harinya setelah kelima perampok itu kembali menggilir tubuh montok Nadia didalam kamar, mereka mengantarkan Nadia kembali kemobilnya, dan melepaskan ikatan Mang Yogi, dan menyuruh mereka pergi meneruskan perjalanannya menuju Jakarta.

Sungguh tragis memang kejadian kejadian yang menimpa Nadia, hingga saat ini Nadia harus menjalani perawatan dirumah sakit, karena rusaknya vagina Nadia dan harus dilakukan operasi dan pemulihan yang cukup lama. Suami Nadia begitu terpukul dengan kejadian yang menimpa istri tercintanya itu, dan dengan setia selalu menemani istrinya yang terbaring dirumah sakit.

Tidak seperti pada malam malam sebelumnya, Mas Woko tidak bisa menemani istrinya dirumah sakit karena harus mengurus bisnisnya diluarkota, dan ia meminta Mang Yogi untuk menggantikannya menemani istrinya dirumah sakit. Dan malam itu Mang Yogi pun menemani Nadia yang sudah dua minggu dirawat di ruangan VIP rumah sakit itu, dan dikamar VIP itu Mang Yogi dengan menonton televisi sesekali melihat dan memeriksa keadaan majikannya itu.

Dan pada saat sekitar jam tiga pagi Nadia membangunkan Mang Yogi, yang tertidur dikursi didepan tivi. “…Mang bangun Mang…saya mau kekamar mandi…!” katanya kepada sopirnya, yang segera bangun dan menuntun majikannya kekamar mandi. Setelah selesai pun dengan sigap Mang Yogi kembali menuntun tangan majikannya itu ke tempat tidur, dan tanpa sengaja tangannya bersentuhan dengan buah dada majikannya yang tidak memakai BH, dan hal itu membuat Mang Yogi terangsang dan kembali menghayalkan kehangatan tubuh seksi majikannya itu sewaktu di kamar penginapan di Malang dan terakhir di jok mobil dipinggir hutan itu.

Pikirannya menerawang kesemua rangkaian kejadian yang menimpa Nyonya majikannya itu, dan hayalan itu semakin membangkitkan gairah sexnya, hingga perlahan ia pun menghampiri ranjang majikannya. Dengan hati hati Mang Yogi kemudian menyingkap baju tidur majikannya, hingga terpampanglah pahanya yang putih mulus, dan dengan perlahan Mang Yogi mulai menciumi dan menjilati paha mulus majikannya yang masih tertidur pulas.

Tindakkan Mang Yogi semakin berani saja manakala majikannya masih tetap pulas dalam tidurnya, dengan perlakuannya itu Mang Yogi kemudian beranjak keatas dan mulai membuka satu persatu kancing baju tidur majikannya itu. Nadia yang memang tidak memakai BH itu, dapat segera terlihat buah dada montoknya oleh Mang Yogi. Dengan perlahan Mang Yogi mulai menjilat dan mengemuti putting susu majikannya, Nadia menggeliat dan terbangun karena merasakan kenyotan diputing susunya, ia pun kaget mengetahui apa yang tengah dilakukan Mang Yogi sopirnya itu.

Mang Yogi yang juga kaget melihat majikannya terbangun, lalu dengan reflek membekap mulut majikannya dengan tangannya, dan berbisik didepan wajah majikannya itu.

“…sssttt…maafkan saya Nyonya…saya tidak kuasa menahan keinginan saya untuk merasakan kembali kehangatan tubuh Nyonya…” kemudian Nadia yang mulutnya masih dibekap tangan sopirnya, hanya bisa menggeleng menolak keinginan sopirnya itu. Dengan perlahan Mang Yogi melepaskan bekapan tangannya dimulut majikannya itu, dan dengan pelan meminta majikannya untuk melayani keinginannya ngesek.

“…ayolah Nyonya…plis…layanin saya…masa saya harus memperkosa Nyonya lagi…?!” katanya sambil meremasi buah dada Nadia.

“…Mang…kamu ngga kasihan sama saya, dengan semua kejadian yang menimpa saya…tega kamu Mang…?!” kata Nadia dengan berlinang air mata.

“…maafkan saya Nyah…saya sudah jatuh cinta sama Nyonya…dan saya ngga bisa melupakan kehangatan tubuh Nyonya yang pernah saya rasakan waktu itu…!” kata kata Mang Yogi serasa mengiris hati Nadia.

Kemudian dengan mulai naik keatas ranjang Mang Yogi mulai melumat bibir majikannya itu, sambil tanganya terus meremas remas buah dadanya yang montok, dan Nadia hanya bisa menangis menerima kenyataan, sopirnya telah dengan tega memaksanya untuk melayani nafsu birahinya, yang saat ini ia masih dalam masa pemulihan akibat perkosaan dihutan itu.

Mang Yogi kini sudah menghabisi sisa kancing yang masih menutup dibaju tidur majikannya, dan mulai merangsek ketengah selangkangan majkannya dengan menjilati belahan memeknya dari luar CDnya. Perlakuan Mang Yogi tidak kasar seperti yang pernah ia lakukan waktu itu, kali ini ia memperlakukan majikannya dengan penuh kelembutan, dan itu membuat Nadia mulai terpejam menikmati sentuhan dan jilatan jilatan sopirnya itu.

Trik yang dilakukan Mang Yogi membuahkan hasil, dengan perlakuan lembutnya telah dapat membangkitkan rangsangan yang mulai menjalari tubuh majikannya itu. “…sssshhh…ooohhh…sssshh…aaahh…!” Nadia mulai mendesah dan tidak dapat menyembunyikan rangsangan ditubuhnya. Mang Yogi mulai menurunkan CD majikannya secara perlahan, dan pelan pelan mulai membuka kedua kakinya, lalu dengan tangannya menuntun batang kontolnya yang sudah kaku seperti kayu itu, ke mulut vagina majikannya.

Dengan dorongan pelan Mang Yogi berhasil menyarangkan burungnya kedalam sangkar kenikmatan majikannya, dan ia pun mulai menggenjot vagina majikannya dengan perlahan, dan dengan mulutnya yang masih menggelayuti buah dada majikannya, semakin membuat majikannya terhanyut oleh geolan dan goyangan sopirnya itu.

“…ssshhh…aaaahhh…Maaang…ooohhh…ssshhh…!”

desahan Nadia membelah heningnya pagi dikamar rumah sakit itu, Mang Yogi masih terus aktif membom bardir daerah pertahanan majikannya dengan rentetan serangannya diliang vaginanya. Akhirnya dengan mempercepat hujaman batang kontolnya Mang Yogi si sopir sialan itu menumpahkan, spermanya dikedalaman rahim majikannya.

“…oooohhh…Nyonyaku sayang…crot…crot…crot…!” racaunya ketika klimaks itu datang.

Nadia hanya melamun dan sesekali masih menangisi nasibnya yang harus menghadapi cobaan yang begitu berat, setelah semua rangkaian kejadian yang menimpanya, selalu terbayang dipelupuk matanya.

Dan pagi itu terjadi lagi pendarahan di vagina Nadia, dan membuat heran seorang dokter yang menangani pengobatan dirinya. Dokter itu mendapati sisa cairan sperma di dalam rahim Nadia, dan setelah beberapa hari kemudian Dr. Kentus mendatangi kamar VIP tempat Nadia pasiennya menginap.

Pada kesempatan itu sehabis memeriksa keadaan Nadia, Dr. Kentus dengan pelan menanyakan kepada pasiennya itu, “…eehhmm…Nyonya Nadia…kemarin sewaktu anda mengalami pendarahan lagi…saya menemukan sisa sperma yang tertinggal dirahim anda…dan saya tahu pada hari itu suami anda sedang tidak menunggui anda, jadi sperma siapakah itu…?” Tanya Dr. Kentus dengan nada vonisnya.
Nadia bagai tersekat tenggorokkannya demi mendengar ungkapan Dr. Kentus, lalu dengan suara serak Nadia mancoba menjelaskan.

“…eengh…aa…aanu..Dok…eenngghh…” Nadia tidak kuasa meneruskan kata katanya.
Dr. Kentus memahami hal itu, dan tahu ada yang disembunyikan oleh pasiennya itu, kemudian dengan tangannya Dr. Kentus mulai memegang tangan Nadia seraya mengatakan. “…anda tidak usah khawatir…saya tahu anda telah menyerahkan miss “V” anda kepada seseorang…malam itu…!” jelas Dr. Kentus seraya mendekatkan wajahnya ketelinga pasiennya itu, dan berbisik.

“…rahasia anda akan aman…asal…?!” Dr. Kentus tidak melanjutkan bisikkannya, tapi diteruskannya dengan menjilat daun telinga dan terus turun dan mulai menjilati leher jenjang Nadia, dan dengan tangannya yang mulai hinggap di buah dadanya meremas dan meremas lagi….

“…ah…lagi lagi…” gumam Nadia di dalam hatinya…

Sabtu, 06 Februari 2016

Kado pernikahan untuk bos ( bagian 2 )

Lily

 Seperti untuk saya, masih berkutat dengan kebaya si Diana, meskipun kami masih berciuman tapi tanganku harus bekerja keras untuk melucuti, saya sengaja tidak mau melepas bra-nya sehingga lebih penasaran, sedangkan Diana dengan mudah melepas celana saya, seperti Erwin, saya juga memiliki jurang dan Diana tanpa henti terus menekan dan mengocok pangkal paha yang sudah tegang. Erwin sudah berjongkok di antara kaki istriku, vagina dijilatinya, saya melihat istri saya sudah mulai merem-melek dan mendesah keenakan, Erwin tak lupa memasukkan tangannya ke dalam lubang vagina, sementara lidahnya menyapu bibir vagina dan sekitarnya. Setelah perjuangan keras, akhirnya terlepaslah kebaya bawahnya sehingga Diana sekarang hanya bikini. Selaras dengan berenda hitam celana bra, pesona seksi menambah diri Diana, tapi aku tidak membiarkan diriku terlalu lama terpaku menikmati keindahan tubuhnya, memeluknya dan kami berciuman kembali, dari bibir ke leher terus mampir ke bagian payudaranya. Segera aku melepas bra tanpa tali yang mendukung sehingga tersembullah payudara putih, gemuk dengan puting masih kemerahan, meskipun tidak sekencang punya istri saya, tapi cukup membangkitkan gairah. Tanpa membuang waktu lagi, kudaratkan mulutku menjilati, mengisap dan bermain puting menantang, sementara tangan saya telah menyelinap masuk celana dalamnya, dicukur dan basah.Bajuku terbang di suatu tempat, ciuman terus turun ke daerah selangkangan, celana kupelorotkan kemudian melihat bukit tandus di antara kakinya, itu adalah indah dan menarik. Aku berlutut di depan bukit dan mulai menjilati bibir vaginanya dengan mudah karena tidak ada rambut di sekitarnya, saya menempatkan teori ABC untuk memainkan klitoris dan vagina, cairan dari vagina terasa lain mendapat Lily begitu juga aroma, ditipu seperti itu Diana mulai menggelinjang, mengerang dan mendesah berdiri diangkat ke kepala untuk memudahkan jilatanku dia. Erwin telah berubah posisi dengan istri saya, Lily berlutut di antara kaki Erwin sambil menghisap ayam, dijilatinya kemaluan dari kepala terus turun ke testis tas sehingga berulang kali, Erwin mendesah mendesah, tangannya meraih rambut istriku dan memaksanya untuk menghisap kemaluannya lebih dalam, ditarik dan didorong kepala istri saya di kemaluannya. “Ding dong .. ..” Bel pintu berdering mengalihkan perhatian kami berempat. “Pasti Papa,” kata Erwin dan meminta istri saya untuk membuka pintu. Dengan terus telanjang istri saya membuka pintu dan menyambut Mr Gun. “Aku adalah tamu kehormatan, dan dua malaikat ini adalah hadiah saya, mengapa Anda mulai pesta tanpa menunggu kehadiran saya?” protes.

Tanpa menunggu respon dari yang lain, dan menuju Diana istri digandengnya yang kakinya masih di kepala saya, dan kemudian ia mengundang dua nimfa telanjang di tempat tidur. “Sebagai hukuman, Anda berdua hanya bisa melihat tanpa menyentuh sampai aku mengizinkan,” lanjutnya, dua peri telanjang telanjang dia. “Tapi Pa ..” protes Erwin. “Tidak ada tapi, kamu sendiri mengatakan bahwa Diana sebagai hadiah untukku malam ini,” potong Pak Gun sambil mulai mencium istri saya, sementara Diana yang mendapat melepas celananya langsung memainkan alat musik kejantanan mertuanya yang sudah telanjang . Menjabat dua malaikat cantik dan seksi seperti Diana dan istri saya, gairah tua Pak Gun tampak begitu bergairah, bibir dilumatnya sementara istrinya keras meremas meremas payudaranya, dan Diana, hukum indah dengan menyenangkan alat mengisap kejantanan Pak Gun, mertua . Hebatnya disaksikan oleh suami dari nimfa yang tanpa bisa berbuat apa-apa. Aku segera mengambil tempat duduk di samping tempat tidur untuk segera menikmati pertunjukan ini, tanpa sengaja tangan mulai meremas-remas selangkangan sendiri yang telah sudah basah, keinginan untuk masuk ke dalam mulut alat pangkal paha Diana seksi itu belum dicapai. Sementara Erwin masih berdiri terpaku entah karena melihat bagaimana ayah dilayani oleh istrinya atau karena keinginan untuk menikmati istri saya tertunda dan didahului oleh perubahan posisi malaikat Papanya.Kedua, istri saya telah berada di bawah mempermainkan kejantanan nya, dikulumnya sampai nya mulut menyentuh daerah kemaluan, berarti semua batang kejantanan itu di mulutnya, tahu ia digunakan untuk menambang jauh lebih besar dan lebih lama, terus perlahan dihapus dan dimasukkan lagi lebih cepat dan lebih cepat sampai Pak Gun itu lagi menghisap puting payudara hukum kelojotan, apakah mungkin sedikit gigitan puting-hukum, karena Diana tampak senyum kecil. Tangan Pak Gun meremas hukum payudara montok saat masih di mulutnya saja, lebih cepat pergerakan istri saya di tangan alat membelai kejantanannya dan membantu Diana di sekitar kejantanan, semakin sulit ia meremas puting dan mengisap merah muda ITU. Sungguh sangat erotis Pak Gun melihat berambut putih sudah bekerja selama dua malaikat muda dan cantik dengan layanan penuh. Nungging melihat posisi istri saya sehingga benar vaginanya menuju Erwin berdiri seolah mengundang apalagi, disertai dengan erotis bergoyang menggoda, Erwin melangkah mendekat tapi aku memperingatkan Anda dengan isyarat bahwa ia membatalkan niatnya. Diana merangkak ke atas, dan memalingkan wajahnya ke arah istri saya, mertua dikangkanginya tepat di atas wajahnya, kemudian mulutnya menurunkan sehingga hukum adalah tepat di depan vaginanya, putri-mertuanya mulai bermain-main vaginanya sementara istri saya adalah masih mengisap dan menjilati alat kelamin sibuk Pak Gun. Diana mengatur posisi untuk “69” dengan hukum sehingga sekarang ada dua mulut malaikat memainkan kejantanan Pak Gun, istri dan hukum Diana yang menyedot bergantian. Tak tahan lagi, Mr. Gun meminta peri beralih tempat, istri saya duduk di wajahnya ia bertanya hukum Semantara langsung memasukkan kejantanannya ke dalam vagina dengan posisi di atas. Dua malaikat di atas, satu lidah bercinta dengan satu sama lain dengan penis, itu luar biasa. Diana tampaknya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, dia mengguncang pantatnya liar dan cepat, naik dan turun terlepas dari mendesah kenikmatan dari hukum. -Squeezed Sendiri meremas payudaranya sehingga menambah penampilan erotis ini. Diperlakukan seperti itu, itu terlalu banyak untuk usia orang Pak Gun, tak lama setelah itu, “Sial aku datang, Diana aku datang,” teriaknya, tapi hukum tetap mengabaikan bergerak erotis nya di atas hukum, untuk akhirnya berhadapan diperketat, tangannya mencengkeram erat kaki mertuanya, ternyata dia juga orgasme mengikuti hukum. Diana bawah hukum dan menjilat sisa sperma dioleskan pada kejantanan alat-hukum, istri saya Diana berpartisipasi meremas-remas diikuti kejantanan Pak Gun hingga habis dan jatuh lemas. Suami hanya bisa memegang dan mengocok ayam sendiri, sambil menikmati pertunjukan bagaimana melayani mertuanya dan atasannya. Diana bawah hukum dan menjilat sisa sperma dioleskan pada alat kejantanan campuran undangan cair-hukum, istri saya mengikuti Diana berpartisipasi meremas remas kejantanan Pak Gun hingga habis dan jatuh lemas. “Sekarang giliranku,” Saya pikir mempersiapkan Diana. “Guys, Anda mungkin harus Diana untuk selanjutnya satu jam, tapi Lily benar-benar malam ini saya, tidak ada yang bisa melakukan nya.” Erwin tampak kecewa, berarti dia harus menunda lagi menikmati istri saya. Diana bangkit dari tempat tidur untuk sampai ke kamar mandi, rambutnya sudah acak-acakan serta makeup wajah dan bau dicampur dengan aroma sperma. Sementara di tempat tidur, istri saya berbaring Pak Gun terlihat dipelukan masih kelelahan, masih tangan istri saya membelai kejantanannya dengan sesekali lembut mencium wajah Mr Gun dan ia membalas dengan membelai rambut hitamnya. Sepuluh menit kemudian Diana keluar dari kamar mandi telanjang-ria, sudah mencium aroma wangi, dan tanpa make up dia terlihat lebih cantik alami meskipun rambutnya sedikit acak-acakan. Dia menuju kami dan duduk di tengah antara aku dan dia. “Untuk yuk ruang tamu, menonton TV!” dia bertanya sambil meneguk jus jeruknya. Kami bertiga ke ruang tamu, saya meninggalkan istri saya yang berada di pelukan Pak Gun, siapa tahu apa yang akan ia lakukan dengan itu. Saya juga agak canggung sehingga kami bertiga dengan Diana dan suaminya, ada perasaan tidak nyaman dan enggan untuk Erwin. Untungnya Diana cepat membaca situasi, kemudian kembali dia duduk di antara aku dan suaminya di tempat pertama kita lakukan foreplay. Beberapa saat kemudian, memecahkan kecanggungan, Diana mulai mengambil peran. Tangannya ke paha saya sementara sisi lain menggosok alat kelaminnya saat berciuman. Aku membalas dengan pelukan dan meremas payudaranya dari belakang saat mereka berciuman, sesekali menyentuh lengan dan tangan saya sementara meremas Erwin daerah yang sama.

Diana









Diana mulai membelai dan pangkal paha meremas mulai mengeras dan tangan mereka untuk melakukan hal yang sama kepada suaminya, dia berjongkok di depan saya tangan kirinya masih di alat kelamin suaminya, sementara menyeret memiliki mulutnya mulai menjilati kepala pangkal paha, ia tampak kesulitan memasukkan kepalanya ke dalam mulutnya apalagi untuk membendung, Hal ini terlihat sekali jika pangkal paha 17 cm dan 4 cm garis tengah, jauh lebih besar dan lebih panjang dari punya Erwin yang mungkin hanya 14 cm dengan diameter tidak lebih dari 2,5 cm, hampir sama dengan memiliki Mr Gun. Susah payah ia dimasukkan ke dalam mulutnya, tetapi hanya kepala yang bisa masuk, aku memaksanya untuk meletakkan segala sesuatu. Kepala Diana saya menangkap dan mendorong begitu banyak datang kembali kedewasaan saya ke dalam mulutnya, tapi dia hanya mampu menampung setengah dari itu, menarik rambutnya ke atas dan kembali mendorongnya ke bawah lebih lama, lebih cepat, seperti yang dilakukan di- hukum untuk istri saya, saya ingin bercinta mulutnya, dan di sini melawan dia saat keinginan saya terpenuhi. “Anda gila begitu besar, yang terbesar yang pernah saya dapatkan dan bentuk antik lagi, melengkung ke bawah, deh pasti terasa aneh,” katanya, menatap kagum pada saya. Lalu ia berubah menjadi suaminya, yang telah menatap istrinya dipaksa untuk menghisap dan fuck mulut istri yang cantik nya. Diana tidak memiliki waktu untuk menjilati alat kelamin suaminya, tiba-tiba Pak Gun keluar dari kamar tidur. “Saya perlu satu orang untuk membantu saya, saya harus memulai,” ia mengejutkan kita. Terlepas dari istrinya di depannya, Erwin berdiri segera mengajukan diri. “Saya ingin memainkan peran asal aktif tanpa diatur lagi,” usulnya. “Ayo, membuat dia sesukamu,” katanya sambil menuju kembali ke tempat tidur dan diikuti Erwin yang membiarkan istrinya masih berjongkok. “Kami pindah ke kamar yuk! Lihat apa yang suami dan hukum istri-in-,” Diana ajakku untuk persetujuan. Diana tampaknya cukup memahami dan mengangguk diam-diam. Di tempat tidur, Erwin adalah antara kaki istri saya membentang, sementara Ayahnya berlutut kepala istri saya, menyodorkan kemaluannya ke dalam mulut istri saya, ia menerima alat kelamin dengan mulut terbuka karena itu mendesah kenikmatan di kerjain sama Erwin dari di bawah ini. Tanpa menunggu lebih lanjut, Pak Gun segera mengocok kemaluannya ke dalam mulut istri saya untuk masuk semua, itu tidak sulit untuk Lily untuk melayani semua itu, karena itu adalah favoritnya. Aku duduk di dekat tempat tidur dan memegang tubuh telanjang Diana. Saat ia melihat dia bermain threesome di tempat tidur, tangan menggosok dan meremas payudara Diana, sehingga dia membalas remasanku ke pangkal paha, sepertinya dia benar-benar jengkel dengan saya. Gigitan- kukulum sesekali menggigit putingnya dengan ringan, sesekali kusedot keras sampai dia mendesah, tergantung pada suasana di tempat tidur. Teriak dan mendesah istri saya adalah pengaruh besar pada suasana di dalam ruangan, kebisingan mendesah- ayah beranak lebih liar dan aku dengan Diana juga lebih agresif. Di tempat tidur istri saya merangkak mengisap kemaluan Pak Gun duduk selonjor sedangkan Erwin menjilati vaginanya istri saya ke anus, sementara dua jari mengocok-ngocok Erwin lubang vagina. Aku mengikuti, saya bermain Diana klitoris dengan dua jari dan irama kukocok dengan kocokan suaminya untuk istri saya, Diana mulai ikut mendesah keenakan. Dijambaknya rambut, tapi tidak peduli tentang kukocok vaginanya lebih cepat. “Shh .. aahh datang Mas, jangan menggoda saya Dengar, aku ingin merasakan sukacita alat kedewasaan, sshh .. ayolah!” dia mendesah telingaku. Erwin sudah mulai menggosok kepala kemaluannya ke bibir vagina istri saya, saat-saat yang sudah pernah dia maju, dan dengan push rod yang tidak semua kemaluan besar yang tertanam ke dalam vagina istri saya. “Aahh sshh dia emm ..” desah istri saya tanpa melepas kulumannya sedikit terkejut melihat Mr. Gun. Melihat hal ini, Pak Gun kembali tangan ringan menjambak rambutnya dan lagi mendorong ke atas dan bawah dalam irama kulumannya. Erwin langsung berguling bolak-balik dengan keras dan cepat tanpa ampun seakan tidak ada besok, semakin sulit Erwin mendorong lebih dalam Pak Gun kemaluan juga masuk ke dalam mulutnya, efek double action. “Mmm eeghh ss .. ..” mendesah istri saya tidak bisa lepas karena tersumbat kemaluan Pak Gun. “Sshh biarkan dong Mass, suami saya tuh sudah memasuki istri Anda ..” Diana merajuk memancing sambil memutar tubuhnya untuk mengisi vaginanya dengan penisku, tapi aku ingin posisi lain, saya ingin melihat ekspresi Diana saat pertama kali masuk penisku dan Saya ingin bermain, aku ingin menikmati desahnya, aku ingin merasakan gairah, saya ingin memeluk gairah. Kami mengubah posisi, dia duduk sementara aku berjongkok di depannya, sengaja aku tidak ingin menjilat vaginanya, karena tentu saja masih ada sperma mertua. Posisi sejajar pangkal paha ke vagina, saya ingin mamasuki dari depan untuk pertama kalinya ia merasakan tambang. Kepala Kusapukan penisku di bibir vaginanya, terasa sedikit aneh karena tidak ada rambut kemaluan, kuusapkan sekitar sampai ia hampir tidak bisa menanggungnya menggelitik sabar. Perlahan aku meletakkan kepala penisku untuk ayam lubang sangat lambat, tapi dia sudah mulai menegang, mendorong tubuh saya menolak karena saya masuk, aku menarik kembali dan kembali kuusapkan di luar vaginanya yang sudah basah. Kudorongkan lagi perlahan-lahan, sedikit demi sedikit, Diana menggigit bibir bawahnya baik dalam rasa sakit atau menahan nikmat, kepala penis telah di masukkan lagi ditarik sedikit dan menempatkan lebih dalam dan seterusnya sampai setengah dari batang kemaluanku sudah berada di dalam vagina Diana. Tangannya mencengkeram tangan saya dan kepalanya mendongak berteriak. “Aaahh kotoran, soo .. besar, aahh ss ..” desahnya. Saya tidak pernah berpikir Diana vaginanya masih terasa kencang dan mencengkeram pangkal paha dari dalam, mungkin karena ia mengambil tegang. Erwin dan ayah telah berubah posisi, Pak Gun sedang menabrak penisnya ke dalam vagina istri saya dan Erwin menggantikan ayah fuck mulutnya.



Setelah tarik-dorong tarik- mendorong untuk beberapa waktu akhirnya semua pangkal paha bisa masuk ke vagina Diana, hanya kudiamkan memberinya kesempatan untuk menikmatinya. “Vagina Gila terasa begitu penuh menyentuh dinding dinding yang belum tersentuh, yess aku suka, aku akan merindukan saat saat seperti ini,” katanya lembut menatapku aneh.Perlahan mulai lagi perlahan ditarik keluar dan mendorong dia di dalam, sampai saat dia siap maka aku mulai mempercepat frekuensi tarik-dorong lebih cepat dan lebih cepat dan lebih keras, kuhentak jepret pinggul ke pinggul seolah-olah untuk menjebol seluruh dinding vagina dan rahim. “Aaahh .. Mass .. yess .. oohh .. god yess ..” mendesah atau teriakan diisi kamar tidur. Tubuh Diana menggeliat dan meremas ujung tangannya dari kursi atau rambut, tiba-tiba aku berhenti gerakan saya, dia melotot kesenangan protes tidak akan berhenti. “Kamu suka?” Bisikku, perlahan-lahan gemetar pantat saya. “Yess lebih baik daripada ka .. .. .. ki ki ye .. ra ..” desahnya. Aku menarik penisku dan perlahan-lahan mendorongnya cepat dan keras ke dalam vagina, terus kuhentakkan lagi dengan garis keras dengan teriakan istri saya mendesah sampai akhir .. “Mass Sial! Diana ke .. lu .. aahh ..” Diana menangis karena orgasme, aku merasa pulsa dan meremas vagina beberapa detik dan kemudian tubuhnya lemas. Seiring dengan teriakan Diana, juga mendengar teriakan orgasme Pak Gun. Saya tidak ingin melepaskan penisku masih tegang dari vaginanya, biarkan dia meregangkan otot-ototnya sesaat, lalu perlahan-lahan kugoyang kembali tubuhku untuk mendorong dia untuk datang lagi. “Apa suami Anda untuk istri saya?” Bisikku, gemetar, karena saya berbalik tempat tidur sehingga mereka tidak dapat melihat aksi mereka. “Mas Erwin dan Papa telentang sementara istri Anda lebih penis suami saya sambil menghisap penis dan Papa masih tertutup dalam sperma,” katanya agak terbata-bata antara dia mendesah. “Lebih detail” kataku doronganku tersentak ke dalam vagina. “Aaauuwww ..” dia menangis karena saya tidak mengharapkan untuk diperlakukan begitu kuat. “Mas Erwin bekerja pada istri Anda dari bawah, sekarang Papa berdiri dan meremas payudara istrinya Mas dan Mas Erwin mendorong lebih keras, aahh .. sshh terus Mas .. ya .. oohh Tuhan .. I love it,” desahnya terus . Aku berubah ke posisi doggie, sehingga saya bisa melihat ke istri saya. Istri saya sekarang mengambil kendali, dia menggoyangkan pantatnya dan tubuhnya naik turun sementara penis Pak Gun mulai tegang lagi berada di kulumannya. “Sepertinya bapak-anak begitu kompak,” kometarku waktu lalu menyeka kepala penis ke bibir vagina Diana. “Mereka akan saling memberi rangsangan tidak langsung lainnya, sampai dia bisa terus bergantian, aku tahu itu karena pernah mengalami .. aauuwww ..” Dia berhenti ketika kulesakkan ayam menjadi tersentak, saat kemudian kudiamkan dan dia bergerak. “Lanjutkan?” Saya bertanya. “Ya mereka bisa orgasme bergantian dan saling melengkapi, lebih dari satu jam saya bekerja lebih seperti itu dengan mereka untuk meminta maaf, cairanku lelah dan lelah karena terlalu banyak keluar .. sshh ..” katanya sambil mendesah ketika saya menggambar dan Aku menarik lagi hingga terasa kepala penisku menyentuh rahimnya, “Percayalah, mereka tidak akan membiarkan istri Anda untuk beristirahat, apalagi Mas Erwin, Anda sudah bekerja pada istrinya, dia akan membalas dendam pada istri Anda dan aauu .. ss .. “lagi pembicaraan terputus ketika saya mencabut secara bersamaan menarik pinggulnya ke arahku begitu banyak untuk masuk ke dalam, maka Simultan Aku mendorong dan menarik sulit untuk menggelengkan kepala digoyang- Diana, aku memegang rambutnya sebagai pegangan dan lagi menarik -push keras. “Yah aauu .. sshh .. teruss .. yess .. lebih kerass truss .. ..” desahnya mulai menikmati permainan saya. Lihat istri atau anak-diperlakukan dengan kasar sehingga ternyata Pak Gun dan Erwin mulai berlaku keras pada istri dan hal yang luar biasa terjadi, apa kata Diana benar, mereka begitu kompak. Istri saya adalah di telentangkan, kemudian mereka berdua payudara menjilati masing-masing, maka Mr. Gun merangkak ke selangkangan istri saya, dimasukkannya kemaluannya ke dalam vagina istri saya dengan kerasnya terus lurus ke atas dan ke bawah dengan cepat, terlihat pantatnya maju-mundur dengan cepat terus menerus, beberapa menit kemudian, mungkin akan keluar, pencabutan penisnya dari vagina istri saya dan menemukan Erwin siap untuk menggantikannya, dan Mr. Gun kembali mengisap payudara istri saya selama Erwin mengambil alih posisinya. Erwin melakukan hal yang sama hingga beberapa menit, kemudian cepat lagi Pencabutan dan digantikan oleh ayahnya dan seterusnya sampai istri saya mengejang, mengerang, mendesah, menjerit, menggeliat, meremas ujung bantal, tidak peduli berapa kali mereka bertukar bergantian. Kemudian mereka membalik tubuh istriku hingga posisi doggie, kembali Erwin mengambil peran pertama sementara daddy di kepala istri saya menyodorkan penisnya ke dalam mulutnya, kejadian itu berulang lagi dan lagi, berapa kali istri saya untuk orgasme dalam rotasi dan secara bersamaan diperlakukan seperti. Melihat istri saya diperlakukan seperti itu, jiwa saya lebih bergairah, tubuh kutegakkan Diana berdiri dan tangan bersandar di meja, saya memeluk dari belakang dan meremas payudaranya, dengan sedikit membungkuk Diana memasukkannya selangkangan ke dalam vagina dari belakang, masih memeluk dan meremas payudaranya, aku mulai mengocok vagina dengan penisku. “Ouugghh .. yess .. fuck aku lebih keras!” bisiknya. “Tangguh!” Saya bilang. “Fuck me lebih keras .. lebih keras .. pleaasse ..” teriaknya. Tanpa menunggu lebih lanjut, saya mengangkat kecepatan dan frekuensi sampai dia mengerang dan aku melepas pelukanku untuk memberinya kebebasan berekspresi. Diana menelungkup di meja dan kaki tetap di lantai, tangannya memegang tepi meja ke posisi lebih memudahkan akses pantat lebih dalam ke vaginanya, dia benar-benar cerdik. “Ooohh yess, yess .. lebih keras, lebih cepat .. ya ehmm, fuck aku seperti yang Anda inginkan,” desahnya terus-menerus, tampaknya di luar kendali. Dengan cairan, saya menaruh jari saya ke dalam lubang anusnya untuk menambah kegembiraan, ternyata dia menyukainya. “Yess teruss yaa .. saya suka,” desahnya kembali liar. “Sekarang giliran Anda!” perintah. Lalu aku duduk kembali di tempat awal. Diana berpaling kepada saya dan mengatur posisi di pangkuanku, perlahan-lahan menurunkan tubuh sampai semua alat selangkangan bisa masuk ke vaginanya dan langsung menggoyang liar, merasa sangat baik bagaimana menggesek kepala penis di dinding vagina, atau mungkin bahkan rahim, begitu liar saat ia pernah kacau sebelumnya. Diana begitu histeris, tidak peduli berapa kali orgasme, beruntung saya dia begitu kompak yang akan mengatur kecepatan permainan jadi saya tidak mendapatkan orgasme sebelum sesuai yang diinginkan. Dengan posisi ini, kami berdua bisa melihat ke arah tempat tidur. Istri saya adalah telentang di atas Erwin yang mengguncang dari bawah, sementara Pak Gun berusaha klip kemaluannya ke payudara istriku, memang agak sulit karena tidak sebesar punya Diana, tapi itu cukup untuk membuatnya mengapung , kadang-kadang dimasukkan penisnya ke dalam mulut istri saya, sampai saya mendengar teriakan dia. “Sial Aku datang,” yang ternyata tetap berada di mulut istri saya atau istri saya tidak akan membiarkan pergi. Lalu dia duduk masih pada tubuh Erwin dan pantatnya dan drop off cepat, tak lama setelah Erwin adalah kelojotan, orgasme. “Jalang Ouuhh!” teriaknya, tapi istri saya tidak berhenti gemetar sampai ia juga menegang, matanya memejam digoyang- dan menggeleng dari sisi ke sisi bawah tanda dia orgasme top, ternyata mereka bisa orgasme secara bersamaan. Diana sekarang menghadapi saya, karena, goyang tumbuh liar sampai akhirnya aku tidak tahan lagi, sperma yang tumpah di dalam memukul dinding vagina. Seiring dengan meremas keras berdenyut selangkangan juga sedang berdenyut, kami keluar bersama-sama. Kutelentangkan dia di kursi, saya menempatkan pangkal paha diolesi dengan sperma dan mulai lemas. Diana mengocok dan menghisap vagina sampai benar-benar lemas, sehingga bisa masuk semua ke dalam mulutnya. Akhirnya kita semua terpuruk, siapa yang tahu berapa lama berlangsung. Aku membawa Diana ke ruang tamu untuk bersantai, saya meninggalkan istri saya terkulai antara Erwin dan daddy di tempat tidur. Entah mereka masih bisa lanjut atau tidak saya tidak tahu. “Mas Erwin dan Papa jika kedua begitu begitu kompak dan sebagai gila, beberapa kali aku harus meminta maaf, terutama ketika itu adalah bulan madu, meskipun aku tidak perawan tapi dipukuli seperti itu untuk pertama kalinya, sehingga benar kewalahan, “katanya saat kami bersantai di sofa ruang tamu. Sekitar 04:00, Pak Gun meninggalkan kami berempat dan mendapat pesan, “Besok istri Anda masih saya,” ia tidur sejenak, aku mengambil Diana ke tempat tidur, ternyata istriku sudah tertidur dipelukan Erwin masih telanjang. Perlahan kita bergabung dengan mereka tidur di tempat tidur, berdampingan, Erwin dipelukanku saya memegang istri saya dan kami pergi tidur.

Kado pernikahan untuk bos bagian 1

Lily



Suatu sore di bulan April 2000, saya dipanggil “Big Boss”, Pak Gun, seorang duda 55 tahun, yang akan segera membangun pernikahan kedua dengan Bu Enny mungkin sekitar umur 40, setengah tua tapi kuat. Bingung dalam pikiran saya, saya pergi ke kantornya saat semua orang sudah pulang, mengetahui jam adalah menunjukkan pukul 18.30 WIB. “Silakan masuk!” ramah katanya dari balik mejanya setelah melihat kehadiran. “Terima kasih Pak,” jawab saya. Setelah string pendek melekat Pak Gun akhirnya mulai menuju poin berbicara. “Pak Hendra, Anda mungkin masih ingat kasus di sebuah proyek di mana Anda adalah orang yang bertanggung jawab untuk itu,” katanya santai. Merasa petir menyambar di kepala. Kasus ini telah terjadi setahun yang lalu ketika saya masih di kantor cabang Surabaya dan memang kasus ini tidak pernah dinyatakan tertutup atau masih terbuka alias gantung. “Ya, Pak!” Aku berkata lemah, karena bayangan di kepalaku hanya satu yang pemberhentian dengan tidak hormat, meskipun semua orang tahu bahwa itu bukan kesalahan saya, tapi kesalahan orang sebelum saya yang telah saya dipecat, tapi masalahnya tetap yang bertanggung jawab di proyek ini. “Kau tahu sanksi perusahaan aturan!” lanjutnya. “Iii .. ya Pak,” jawabku seakan tersedak di tenggorokan, membayangkan resiko yang akan menimpa saya dan keluarga saya. “Jadi apa rencana Anda,” desaknya. “Saya sudah mengklarifikasi Internal Audit tentang hal itu, dan semua keputusan kembali kepada Bapa, jadi saya menunggu petunjuk dari Ayah,” kataku pelan, melihat ujung sepatu saya. “Apakah Anda masih ingin terus bekerja di sini, terutama di posisi itu sekarang?” tanyanya penuh selidik. “Tentu Pak, saya masih ingin berkarir di perusahaan ini selama kesempatan yang diberikan.” “Jika Anda memberi saya kesempatan kedua, apa yang akan Anda memberi saya?” Dia bertanya. “Maksud Anda?” Balik bertanya tidak mengerti. “Apa manfaatnya jika saya menyatakan kasus ini ditutup dan Anda bersih.” “Apapun Ayah, saya mengikuti semua permintaan atau instruksi dari Bapa,” kataku setengah bingung. “Semua?” “Ya semua, saya akan mencoba untuk memenuhi semua permintaan ayah sejauh saya bisa.” “Ha .. ha .. ha .. ha ..” tertawa, membuat saya bahkan lebih tidak tahu arah. “Oke Pak Hendra, aku pegang kata-kata Anda, Anda benar tahu aku akan segera menikah dengan Ibu Enny, dan saya hadiah khusus dari Anda secara pribadi hadiah terbaik yang pernah kumiliki,” katanya. “Ada apa, Pak, kalau boleh saya tahu, biarkan ada kesalahpahaman,” aku bertanya, masih bingung. “Pak Henderson, Anda seorang pria beruntung, Anda memiliki istri yang cantik dan seksi, dia wanita yang sangat menarik, terutama saat mengenakan pesta, aku tahu itu saat perkawinan yang Erwin (nya) hari lain, itu membuat saya tidak bisa melupakan penampilannya, “jelasnya. “Maksud Anda?” Aku bertanya lebih dan lebih kebingungan. “Mungkin saya bukan bos yang baik, tetapi sebagai manusia yang normal, alami udara-dong yang fantasi saya dengan wanita cantik,” lanjutnya. “Lalu ..?” Aku bertanya lagi. “Oke, to the point, saya ingin perusahaan istri Anda semalam sebagai hadiah ulang tahun dan kompensasi bahwa kasus ini ditutup,” katanya tajam, menatapku. Seakan disambar petir, aku tidak bisa bekata apa-apa, situasinya sangat sulit. Kehidupan keluarga cukup harmonis meskipun kadang-kadang saya atau istri saya lakukan di luar nikah tapi itu hanya untuk bersenang-senang dan tanpa beban seperti ini. “Pak Hendra, tidak perlu Anda untuk menjawab permintaan saya sekarang, tapi berbicara dengan istri Anda lagi dan ingat janji Anda sebelumnya dan kelangsungan karir Anda di sini, saya sedang menunggu jawaban Anda sebelum hari pernikahan,” dia melihat saya keheningan. Aku meninggalkan kantor dengan perasaan tidak menentu, perasaan aneh merayap terangsang dalam pikiran saya, secara pribadi tidak keberatan menyerahkan istri saya indah di bos istri saya tapi bagaimana Anda merespon nanti.


Ketika ia sampai di rumah, dia santai dan gembira, saya menyampaikan masalah saya dan akhirnya permintaan Pak Gun. “Dasar Boss gila dan tidak tahu diri,” katanya. Setelah kami diam sejenak, ia akhirnya menyerahkan masalah ini kepada saya. “Jika ini adalah baik untuk Mas dan kita berdua, saya tidak keberatan benar, lagian pernah kami lakukan, meskipun dalam konteks yang berbeda.” Lega mendengar kata-kata. “Tapi dengan syarat bahwa saya akan berbicara langsung dengan Pak Gun nanti ketika saatnya tiba, jangan khawatir Mas, aku masih mencintaimu, ini adalah untuk kita,” katanya manja. Waktu berlalu sejak pembicaraan dengan Pak Gun, dan pernikahan tinggal seminggu lagi, sampai akhirnya Pak Gun mengingatkan tentang tawaran itu. “Saya sudah bicara dengan istri saya dan dia ingin berbicara langsung dengan Pak jika Anda tidak keberatan,” kataku melalui HP. “Oh, tentu saja tidak, berbicara dengan seorang wanita sebagai cantik dan seksi sebagai istri Anda adalah kehormatan bagi saya, saya sedang menunggu panggilan nya,” katanya sambil menutup pembicaraan. Segera saya menelepon istri saya menelepon Pak Gun siang ini. Sore saya dipanggil ke ruang Mr Gun. “Pak Hendra, istri Anda sebenarnya teaser, semakin besar keinginan untuk melawan dia,” katanya setelah kami berdua duduk di sofa ruang direksi. “Istri saya menghubungi Anda?” “Ya sore ini, dan ia meminta syarat bahwa ia akan menemani semalam tapi sebelum aku berbulan madu dengan Ibu Enny,” katanya, membawa jus jeruk dari lemari es. “Istri Anda bertanya ketika pesta pernikahan dia ingin melayani sela-sela, di suite bulan madu dan dia bertanya apakah Anda tertarik untuk berpartisipasi dalam ruangan itu, sebagai hukuman katanya, dan jika Anda ingin, Anda dapat bergabung dengan saya malakukannya dengan sama. Karena kapan waktu yang pasti ketat, dia ingin malakukan lagi keesokan harinya setiap saat dengan kondisi yang saya tidak melakukan dengan Bu Enny, dan Anda dapat bergabung terserah Anda, itu ide yang horniest pernah saya dengar, “katanya antusias. “Kemudian menurut Anda apa? Mengapa saya harus bergabung?” berkomentar. “Saya menyetujui permintaannya, karena acara standing party, saya memiliki banyak kesempatan untuk menghilang dari partai hanya untuk quicky dan saya memintanya untuk berdiri di ruang setiap saat,” jelasnya. “Hanya untuk membiarkan Anda tahu, saya memesan 2 suite di lantai yang sama, satu untuk pengantin wanita dan satu untuk saya dan istri, setelah tamu pulang istrimu stand by di dalam ruangan, Anda dapat menggunakan juga untuk madu belum, tapi harus siap setiap saat untuk kunjungan, Anytime! “katanya. Aku hanya bisa memvalidasi rencana mereka bersama-sama. Hari pernikahan tiba, sesuai rencana kami berangkat lebih awal, dari 07:00 undangan kami sudah tiba di Hotel Shangrila jam 3 sore, dan langsung menuju ke suite yang sudah disiapkan untuk istri saya, mungkin Pak Gun berhenti sebelum acara dimulai. Sambil mempersiapkan istri saya di kamar, aku turun ke lobi, pukul 6 sore para undangan dan keluarga terlihat tiba. Aku naik ke atas untuk memberitahu istri saya untuk mempersiapkan acara tersebut. Saya dipanggil bel kamar suite, saya menunggu cukup lama sebelum pintu dibuka oleh seorang istri yang hanya dibungkus handuk. Di luar prediksi saya ternyata Pak Gun sudah di dalam ruangan, ia sedang duduk di kamar tidur sofa mengenakan kemeja putih lengkap dengan dasi kupu-kupu yang saya miliki, sementara di bawahnya hanya ditutupi dengan handuk putih yang digunakan bersama-sama dengan saya istri. “Maaf Pak, saya tidak menunggu sampai malam ini, jadi untuk bersenang-senang aku berhenti di sini sambil menunggu Bu Ennie akan membuat di kamar pengantin,” katanya. “Uh-jadi tidak baik, lagian kita telah diantisipasi, Pak sudah lama?” Aku bertanya setelah kaleng kontrol. “Tepat setelah Anda meninggalkan ruangan ini, saya mencoba untuk HP jelas tidak Anda bawa, jadi aku mulai itu, masalah?” Jawabannya kasual. “Tidak, Sir, itu oke bagi saya, pergi kepala,” kataku, berarti dia memiliki lebih dari 30 menit di kamar sendirian dengan istri saya, siapa yang tahu apa yang telah dilakukan untuk saya istri yang cantik ini. Istri saya kemudian duduk di sebelah Pak Gun, aku mengambil satu-satunya tempat di sofa sambil menonton mereka berdua. “Kemarilah sayang kami melanjutkan permainan terganggu,” kata Mr Gun.

Dengan satu tarikan, handuk terlepaslah melilit istri saya, sekarang dia telanjang di hadapan Mr. Gun, dipandang sebagai kontras antara mereka berdua, Lily, istri yang cantik, 29 tahun, tinggi 167 cm dan ukuran dada 34B sedang dianut oleh Mr. Gun, Boss-ku berusia sekitar 55 tahun, dengan rambut putih, meskipun praktis ternyata posturnya lama masih atletik, dipahami sebagai tentara mantan ia masih akan menjaga kebugaran tuguhnya. Pak Gun segera mencium payudaranya kebanggaan lentur dari satu ke yang lain, dan kadang-kadang dijilatinya puting mengisap dan bermain-main dengan lidahnya, Lily hanya bisa keenakan menggelinjang sementara tangannya mulai meraba-raba mencari pinggiran handuk yang digunakan untuk pak Gun dan ditarik terpisah. Pak Gun batang kemaluan terlihat berdiri tegak, itu tidak sebesar seperti saya tapi cukup besar untuk ukuran seusianya. Istri saya tidak mau melepaskan cengkeramannya pada kemaluan Pak Gun, mengguncang dan kadang-kadang berputar-putar seperti mainan kecil. “Kami terus sebelumnya ya Pak,” bisiknya manja. Tanpa menunggu jawaban dari Pak Gun, dia berdiri di atas sofa, dikangkanginya Pak Gun, Boss-ku, dia mengarahkan selangkangannya di depan Pak Gun sementara ia mengadah menunggunya dengan mulutnya terbuka dan lidah menjulur keluar. Luar biasa, Pak Gun yang telah dihormati dan dihormati orang bekerja sama sekarang antara selangkangan istri saya, menjilati vaginanya seperti orang kehausan. Sesaat aku melihat istri saya melirik saya dengan senyum penuh arti, sementara tangan saya mulai memijat pangkal paha masih terjebak di celana. Tubuh Istri saya mulai turun-naik di atas wajah Pak Gun seirama dengan gerakan lidahnya, disapunya seluruh wajah Pak Gun, tangan Gun Pak sementara meremas payudaranya dan pantat istri saya. “Sial, kau terkutuk orang tua, saya suka menjilat Anda, yess terus yaa ..” teriak istri saya, cukup mengejutkan, tidak ada yang berani mengatakan begitu kasar pada dirinya, tapi ia tampak baik-baik saja. Aku tidak tahan, saya mengambil selangkangan celana jadi sekarang aku bebas untuk menahan, tapi istri saya tahu itu. “Mas Hend, ini bukan untuk Anda, Anda tidak punya gilirannya untuk kali ini, Ini Boss saja, tidak ada hal-hal yang lucu!” mengancam istri saya, dan saya pergi bersama dalam keheningan. Istri saya kemudian duduk di sofa, kakinya lebar dipentangkan dan lutut ditekuk. “Cium pantatku dan menjilat vagina saya, Anda seperti itu kan, membiarkan suami saya menonton bosnya beutiful lakukan untuk istrinya,” katanya kepada Mr. Gun. Pak Gun segera berlutut di depannya dan mulai menjilati istri vagina saya lagi. “Ini wangi, yess aku suka vagina Anda,” kata Mr Gun terus menjilat sambil memasukkan jarinya ke dalam vagina istri pembukaan, yang pertama kemudian dua dan akhirnya tiga. Shook Vagina istri saya dengan jari-jarinya sementara lidahnya menjilati vagina dan daerah sekitarnya hingga ke anus. “Ohh yess aku suka, yess terus Pak ..!” istri saya mendesah, mengangkat kakinya tinggi, kemudian ditumpangkannya ke pundak dan kaki akhirnya halus yang berdiri kepala dan bahu Pak Gun, Boss-ku. Pak Gun kenaikan dan set posisi vagina ayam di depan istri saya, hanya satu inci dari bibir vaginanya, tiba-tiba istri saya bangun dan mendorong Mr. Gun sampai ia terdorong ke belakang. “Aku tidak akan membiarkan Anda fuck aku Kecuali Anda berjanji bahwa Anda tidak akan menidurinya malam ini dan besok Juga, ini dua hari kau milikku, menangani? Jika tidak ada lagi setelah sesi ini,” istri saya mengancam akan Mr. Gun, saya Boss. Dia menarik istri saya ke dalam pelukannya tapi istri saya menolak dan tetap duduk di sofa hingga Pak Gun kembali berlutut di depannya. “Saya akan melakukan apa pun yang Anda meminta selama saya bisa bercinta Anda,” katanya, dan tanpa menunggu lebih lanjut segera memeluk istrinya dan mulai mengarahkan kemaluannya ke dalam vagina istri saya, bibir vagina dengan kepala mengusap kemaluan dan “Berkatilah. . “Tanpa kondom, dengan dorong tunggal kemaluannya masuk ke dalam vagina istri saya yang sudah mulai basah, dia tidak akan pernah membiarkan orang lain untuk bercinta dengannya tanpa kondom, tapi ini mungkin lain baginya. “Kamu akan membayangkan betapa menyenangkan seks dengan saya ketika Anda berbulan madu,” bisik istri saya. Setelah semua ke dalam vagina istri saya, Pak Gun perlahan mulai mengguncang keluar dan istri saya kompensasi. Tambahkan gerakan erotis untuk gerakan bersama-sama, sementara tangan saya sudah mulai datang kocokan pangkal paha, lebih cepat Pak Gun mengocok istri saya cepat kocokan tangan pangkal paha. “Aaah aku keluar ..” teriak Gun. Istri saya segera mendorong Mr. Gun menjauh dan memintanya berdiri, sementara ia berjongkok di depan Pak Gun, hanya Pak Gun semprotan ke arah wajah dan tubuh, kemudian menjilat istri saya kemaluan Pak Gun masih tertutup dalam sperma, mengguncang alat kelamin dengan mulut bersih. “Aaahh berhenti sudah .. sudah, cukup!” teriak kesemutan Gun, menarik diri kepala istri saya. Kemudian mereka berdua duduk di sofa dengan lemasnya. “Anda memiliki istri yang luar biasa, saya tidak akan membiarkan dia bebas malam ini,” maka ia berdiri mengambil celananya berbaring di tempat tidur. “Jangan pakai celana dalam dan jangan mencoba untuk mencucinya!” kata istri saya. Aku berdiri dan pergi ke luar untuk melihat suasana di luar, setelah memastikan keluar yang aman baru diundang Pak Gun. Sekali lagi french kiss payudara istri saya, meremas kesekian kalinya. “Saya akan berada di sini, silakan siap pada tanda saya,” katanya, lalu keluar ke kamar pengantin. Mereka melakukan tidak lebih dari 20 menit tetapi rasanya seperti lebih dari satu jam, kemudian istri saya pergi ke kamar mandi.



Sebenarnya saya ingin meminta istri saya untuk hanya quicky tapi dia menolak dan mengunci pintu kamar mandi. Beberapa menit kemudian ia keluar dari kamar mandi mengenakan gaun malam yang berbeda dari yang diambil sebelumnya, celah dada rendah yang tidak memungkinkan dia untuk memakai bra dan membuka kembali menunjukkan putih kembali mulus, sementara bagian paha cukup tinggi mungkin legih inci di atas lutut. Dengan pakaian ini dia terlihat sangat seksi apalagi didukung perawakannya tinggi. Tepat pukul 07:00 kami sudah di aula pesta, banyak pengunjung yang datang dari bisnis dan ekspatriat, sementara pengantin wanita belum turun ke ruangan. Kami kemudian berkeliling bersosialisasi dengan lainnya diundang baik dari kantor atau dari luar. Sekitar 07:30 pengantin ke ruang pesta, disertai dengan kerabat dan anak-anak, Mr. Gun terlihat begitu anggun dan bermartabat, benar-benar bertentangan dengan penampilan dia satu jam yang lalu bahkan dengan pakaian yang sama. Kami berdua datang antri untuk mengucapkan selamat pengantin wanita, ketika giliran kami untuk mengucapkan selamat, terlihat senyum mengetahui dari Mr Gun. “Terima kasih sudah datang Pak Hendra, Bu Henderson,” katanya kemudian mendorong kepalanya ke istri saya pipi matahari, saya melihat dia membisikkan sesuatu yang saya tidak tahu pasti. Istri saya tersenyum dan istri saya melakukan hal yang sama kepada Ibu Enny, kemudian kami kembali untuk berbaur dengan tamu lain. “Apa yang dia katakan?” tanyakudengan istri tersenyum menjawab, “Silakan siap setelah ini, saya yo’re malam ini.” Bahwa orang tua gila. Setelah acara resmi, kemudian menuju untuk acara santai di mana kedua keluarga telah bercampur dengan undangan, Mrs. Ennie terlihat berdansa dengan salah satu undangan sementara Pak Gun melakukan hal yang sama. Kami terpisah, karena istri saya mengobrol dengan ibu-ibu lainnya sementara aku berada di kantor teman atau rekan bisnis lainnya. Pada kesempatan lain saya melihat istri saya mengobrol dengan Erwin dan istrinya, Diana yang indah, putra sulungnya Pak Gun, baru menikah sembilan bulan yang lalu. “Saudara, datang ke sini sebentar!” tiba-tiba istri saya menarik saya ke sudut. “Mas, itu Erwin tinggal di depan kamar kami, dan saya pikir dia tahu apa yang dilakukan oleh ayahnya di kamar kami,” kata istri saya cemas. “Oke saya akan memeriksa saya,” kataku meyakinkan. Saya melihat Pak Gun terlihat ke arah kami, tapi dia tidak berhenti hanya berkata sambil berlalu. “Lima menit di kamar pengantin.” “Gila adalah orang yang sangat berani,” kata istri saya sambil berjalan menuju lift untuk meninggalkan aku sendiri, aku sengaja tidak ikut karena ingin chatting lebih lanjut dengan Erwin, saya mendekati dia menjadi dirinya sendiri, istri Diana entah kemana. “Nice party,” kataku membuka percakapan, meskipun saya tidak bekerja sama terlalu akrab, mungkin ada gap karena dia seorang Big Boss. “Yah ..” katanya dingin. “Semua keluarga nginap di sini?” Saya katakan ke titik untuk melakukan pembicaraan memancing. “Ya, dan Anda tidak keluarga juga nginap,” katanya kecut dan sombong. “Kan emang ada kebutuhan.” “Kebutuhan apa saja Papa, mengapa tidak bisa dilakukan di kantor?” “Nah, masalah pribadi cuman.” “Swasta? Mr. Hendra tidak menganggap saya bodoh, saya tahu sudah lama Papa mengagumi istri Anda seksi, ia sering diminta untuk saya pada waktu itu, dan mungkin sekarang adalah waktu untuk Papa untuk memenuhi fantasinya. Aku lakukan tidak tahu apa yang diberikan Papa sehingga Anda bisa mengirimkan istri ke Papa, saya yakin itu bukan soal uang. “” Tidak ada, hanya untuk bersenang-senang, ayahmu adalah pria dan istri saya akan bertanya jadi apa yang salah antara dua orang dewasa, “Saya mengatakan kebohongan kecil. “Jika saya ditanya apa?” “Papa menjamin karir saya sebagai tawaran, setidaknya selama ia masih dipegang, dan apa penawaran Anda?” Dia diam sejenak. “Proposisi Apa?” ia menyerah. “Karir secara teori tidak memiliki jaminan, itu harus yang lain.” “Iya, apa?” Aku pura-pura berpikir sejenak, membayangkan Diana seindah Diana Pungki. “Aku tidak butuh apa-apa dari Anda, jadi sebenarnya posisi kita sama dalam hal ini, jadi saya menyarankan, jangan marah jika Anda tidak setuju mengatakan begitu tapi tanpa marah, bagaimana kalau kita bertukar, Anda sebagai istri saya dan Saya dengan Diana, “usulku dengan sedikit takut. Dia diam sejenak tanpa ekspresi, tapi jawabannya benar-benar mengejutkan saya. “Oke setuju, namun ini bukan pertama kalinya kami swaping, tapi karena istri Anda telah berada di Papa maka aku nilai lebih pada Diana, aku sekali dengan istri Anda tanpa swaping dengan Diana, bagaimana?” dia membalas. “Benar-benar Papa dengan Diana tidak pernah ..” kataku sembarangan, tapi jawabannya benar-benar kembali tiba-tiba. “Sial! Papa ternyata memiliki sebuah cerita tentang Diana, oke lah-lah up kamuflase, tapi prinsipnya saya setuju.” “Oke deal, jangan khawatir teman saya,” jawabku, mengundang dia untuk berjabat tangan. “Ketika menyadari? Tentang bisnis Diana.” “Sekarang Ppamu lagi pada istri saya di dalam ruangan, akan ngganggu masa lalu, dan malam ini tampaknya tidak mungkin deh, ayahmu istri saya akan berdiri kapan saja malam ini dan besok.” “Sebenarnya tidak apa, yang saya lakukan Papa tidak pernah masih bermain bersama beberapa kali, bahkan pertama kalinya Papa dengan Diana saat bulan madu kami, kami bermain berempat benar-benar, seorang gadis hanya kelas tinggi gadis panggilan, karena saya tahu bahwa ternyata Diana bisex, saya masih menyambut jika Diana membawa pacarnya ke tempat tidur dan kami bermain bertiga, jadi tidak ada yang baru bagi kita. “Istri saya berjalan ke arah kami, diikuti agak jauh di belakang oleh Pak Gun terlihat lebih segar. “Kenapa sayang saat?” Saya katakan menyambutnya. Istri saya tidak langsung menjawab tapi melihat ke arah Erwin yang berada di samping saya. “Ini sayang baik, Erwin sudah tahu segalanya pula, bahkan kita memiliki bisnis kecil, sehingga permainan berkembang.” Dia menatapku, siapa yang tahu apa yang ada dalam pikirannya, Erwin hanya tersenyum dan meninggalkan kami berdua ke kelompok lainnya. “Apa itu?” dia masih tidak mengerti. “Saya jelaskan nanti, eh bagaimana sekarang,” tanya saya. “Tidak ada yang istimewa, Pak Gun masuk ke kamar sebelum aku datang dan jadi saya meringkuk langsung masuk dari belakang, kemudian mencium tengkuk dan leher sementara tangannya mulai meremas dan meremas payudara saya.” Istri saya berhenti sejenak ketika seseorang melewati dekat kita, maka ia melanjutkan. “Saya tidak ingin kehilangan kuremas juga ayam, sudah sangat tegang, dan dia meminta blowjob. Aku membuka restluiting, kukeluarkan batang yang sudah menegang itu dan langsung saya kulum tapi itu tidak lama sebelum tubuhku ditarik dan diputar kembali kepadanya, Mr. Gun mengangkat rok saya sehingga tampak celana dalam, tanpa membukanya segera disapukannya kepala kemaluannya ke bibir vagina saya, baik karena air liur atau karena sudah basah tanpa banyak dia bisa memasukkan kemaluannya melalui celana kesenjangan, terus mendorong saya ke dinding sehingga cuman bersandar di dinding sementara di belakang karyanya tentang aku, disodoknya semakin cepat dan keras. “Untuk kesekian kalinya, istri saya harus menghentikan cerita karena banyak orang yang lewat di sekitar kami, pangkal paha apalagi tegang sendiri sudah mulai mendengar cerita. “Berikut kicker Mas, meski sudah usianya, ternyata dia bisa melakukannya selama 10 menit tanpa berhenti, dengan posisi seperti itu, saya sendiri tidak pernah berpikir Anda tahu. Kemudian dia mengeluarkan spermanya di dalam, cukup kuat juga semprot itu begitu basah seluruh dinding dalam diriku. Lalu seperti biasa, aku kulum untuk membersihkan ayam, ini adalah yang paling dia suka, dia tidak pernah mengalami itu. Mas aku terkejut sekali ketika saya kulum terakhir dia bilang, Ly engkau lebih besar dari Diana, Mas tidak gila. “” Aku tahu jawabannya, itulah yang saya sebut permainan sekarang berkembang, melanjutkan cerita Anda, “kata saya, menonton Diana yang berdiri tak jauh dari tempat kami. “Ya itu, setelah saya kulum selesai, ia meminta saya kembali ke pesta tanpa celana dalam, sehingga saat ini, dan saya bertanya Pak Gun siap setiap saat ada kesempatan.” “Jadi sekarang kau tidak memakai pakaian sama sekali,” aku bertanya, kaget memegang pantatnya itu memang tidak bersalah. “Seperti yang Anda merasakannya.” “Menurut Erwin bagaimana Anda orang?” Saya katakan mulai memancing. “Nice guy, dingin dan agak sombong mungkin karena bos anak ya, dan senyumnya itu dingin-dingin hanyut,” katanya, memandang ke arah Erwin berdiri di samping Diana. “Sebelumnya Erwin mengajak kita orgy, bagaimana menurut Anda?” Saya bertanya. “Mas tertarik sama Diana ya, lihat tuh ingin, saya lakukan apa-apa, katanya, menggoda.” Dia Dimana sih yang tidak tertarik pada gadis-gadis seperti Diana, “kataku membela diri.” Pak Gun bagaimana? “Ditanya istri saya. Saya pikir sejenak tidak tahu mau dikemanakan dia.” Kami meminta hal yang sama dari mereka nanti, “aku berkata kepada pasangan Erwin dan Diana. Ternyata usulan Erwin lebih gila lagi, dia akan meminta daddy untuk bergabung bersama-sama , kemudian Erwin kepada ayahnya, mereka terlihat berbicara serius berbisik seolah-olah untuk menarik perhatian undangan lainnya. Sesaat kemudian Erwin kembali bergabung kami, “Baiklah!” katanya. “Saya mengatakan bahwa ini adalah hadiah ulang tahun pernikahan terbesar pernah, soal bisnis Ny Enny ini saya, cinta hanya obat tidur pasti teler sampai pagi seperti kelelahan. “Pada 09:30 para undangan sudah mulai mengucapkan selamat tinggal setengah jam kemudian kami berempat, saya dan istri saya Lily, Diana Erwin dan istrinya naik ke kamar, sepertinya semuanya berjalan dengan baik. Kami ngobrol sambil menonton TV , aku dengan Diana di sofa Mr Gun “bekerja pada” istri saya, apalagi di sofa lainnya Erwin duduk bertepatan dengan Lily. Sambil menonton TV, tangan kami telah mulai aktif merambah ke tubuh masing-masing pasangan, pertama kalinya yang menjadi saya tujuannya adalah Diana payudara montok, kemudian bibirnya tampak 36C seksi, segera kukulum karena sebelumnya telah menjadi perhatian saya dalam dua area tubuh Diana di samping lehernya yang jenjang putih. Sementara Erwin tampaknya tidak mau kalah, aku melirik sekilas ternyata mulutnya mendarat di dada istri saya, karena Lily gaun malam cukup mudah untuk membuka sehingga dalam hitungan detik gaun telah menyelinap setengah dari tubuh, kulit muncul putih mulus Lily. Sementara aku sedikit kesulitan membuka tradisional gaun Diana cukup kompleks sehingga menghambat kemajuannya. Sejauh ini hanya berhasil membuka kebaya atas, meskipun sudah cukup menikmati bagian bukit di dada Diana gemuk, tapi masih jauh dari memuaskan. Sementara Erwin telah berhasil melucuti istri gaun malam dengan keberhasilan yang telah berbaring di kakinya sehingga Lily benar-benar telanjang, dan Erwin sendiri tidak lagi memakai.