Kucabut
liang kewanitaanku dari batang kemaluan suamiku terus kuoles-oleskan di mulut
suamiku, dan suamiku menyedot semua mani yang ada di liang kewanitaanku sampai
tetes terakhir. Kemudian kita saling berpelukan dan lemas, tanpa disadari
suamiku tidur tengkurap di karpet ruang tamu tanpa busana apapun, aku pun juga
terlelap di atas sofa panjang dengan kaki telentang, bahkan film porno pun lupa
dimatikan tapi semuanya terkunci sepertinya aman.
Ketika
subuh aku terbangun dan kaget, posisiku bugil tanpa sehelai benang pun tetapi
aku telah pindah di kamar dalam, tetapi suamiku masih di ruang tamu. Akhirnya
perlahan-lahan kupakai celana pendek dan kubangunkan suamiku. Akhirnya kami
mandi berdua di kamar mandi dalam. Jam delapan pagi saya buatkan sarapan dan makan
pagi bersama, ngobrol sebentar tentang permainan seks yang telah kami lakukan
tadi malam. Tapi aku tidak bertanya tentang kepindahan posisi tidurku di dalam
kamar, tapi aku masih bertanya-tanya kenapa kok aku bisa pindah ke dalam
sendirian.
Sesudah
itu suamiku mengajakku mengulangi permaina seks seperti semalam, mungkin
pengaruh obatnya belum juga hilang. Aku pun disuruhnya minum lagi tapi aku cuma
mau minum satu kapsul saja. Belum juga terasa obat yang kuminum, tiba-tiba
teman suamiku datang menghampiri karena ada tugas mendadak ke luar kota yang
tidak bisa ditunda. Yah.. dengan terpaksa suamiku pergi lagi dengan sebuah
pesan kalau obatnya sudah bereaksi kamu harus tidur, dan aku pun menjawabnya
dengan ramah dan dengan perasaan sayang. Maka pergilah suamiku dengan perasaan
puas setelah bercinta semalaman.
Dengan
daster putih aku kembali membenahi ruang makan, dapur dan kamar-kamar kost aku
bersihkan. Tapi kaget sekali waktu membersihkan kamar terakhir kost-ku yang
bersebelahan dengan kamar tidurku, ternyata si bule itu tidur pulas tanpa
busana sedikit pun sehingga kelihatan sekali batang kemaluan si bule yang
sebesar tanganku. Tapi aku harus mengambil sprei dan sarung bantal yang
tergeletak kotor yang akan kucuci.
Dengan
sangat perlahan aku mengambil cucian di dekat si bule sambil melihat batang
kemaluan yang belum pernah kulihat secara dekat. Ternyata benar seperti di
film-film porno bahwa batang kemaluan bule memang besar dan panjang. Sambil
menelan ludah karena sangatlah keheranan, aku mengambil cucian itu.
Tiba-tiba si bule itu bangun dan terkejut seketika ketika
melihat aku ada di kamarnya. Langsung aku seakan-akan tidak tahu harus berkata
apa.
"Maaf tuan saya mau mengambil cucian yang kotor",
kataku dengan sedikit gugup.
"Suamimu sudah berangkat lagi?" jawabnya dengan
pelan dan pasti. Dengan pertanyaan seperti itu aku sangat kaget. Dan kujawab,
"Kenapa?".
Sambil mengambil bantal yang ditutupkan di bagian vitalnya,
si bule itu berkata, "Sebelumnya aku minta maaf karena tadi malam aku
sangat lancang. Aku datang jam dua malam, aku lihat suamimu tidur telanjang di
karpet ruang tamu, dan kamu pun tidur telanjang di sofa ruang tamu, dengan
sangat penuh nafsu aku telah melihat liang kewanitaanmu yang kecil dan merah
muda, maka aku langsung memindahkan kamu ke kamar, tapi tiba-tiba timbul
gairahku untuk mencoba kamu. Mula-mula aku hanya menjilati liang kewanitaanmu
yang penuh sperma kering dengan bau khas sperma lelaki. Akhirnya batang
kemaluanku terasa tegang sekali dan nafsuku memuncak, maka dengan beraninya aku
meniduri kamu."
Dengan rasa kaget aku mau marah tapi memang posisi yang salah
memang diriku sendiri, dan kini terjawablah sudah pertanyaan dalam benakku
kenapa aku bisa pindah ke ruang kamar tidurku dan kenapa liang kewanitaanku
terasa agak sakit
"Trus saya.. kamu apain", tanyaku dengan sedikit
penasaran
"Kutidurin kamu dengan penuh nafsu, sampai mani yang
keluar pertama kutumpahkan di perut kamu, dan kutancapkan lagi batanganku ke
liang kewanitaanmu sampai kira-kira setengah jam keluar lagi dan kukeluarkan di
dalam liang kewanitaanmu", jawab si bule.
"Oic.. bahaya nich, ntar kalo hamil gimana nich",
tanyaku cemas.
"Ya.. nggak pa-pa dong", jawab si bule sambil
menggandengku, mendekapku dan menciumku.
Kemudian
dipeluknya tubuhku dalam pangkuannya sehingga sangat terasa batang kemaluannya
yang besar menempel di liang kewanitaanku. "Ach.. jangan dong.. aku masih
capek semalaman", kataku tapi tetap saja dia meneruskan niatnya, aku
ditidurkan di pinggir kasurnya dan diangkat kakiku hingga terlihat liang
kewanitaanku yang mungil, dan dia pun mulai manjilati liang kewanitaanku dengan
penuh gairah. Aku pun sudah mulai bernafsu karena pengaruh obat yang telah aku
minum sewaktu ada suamiku.
"Auh..
Jhon.. good.. teruskan Jhon.. auh". Satu buah jari terasa dimasukkan dan
diputar-putar, keluar masuk, goyang kanan goyang kiri, terus jadi dua jari yang
masuk, ditarik, didorong di liang kewanitaanku. Akhirnya basah juga aku, karena
masih penasaran Jhon memasukkan tiga jari ke liang kewanitaanku sedangkan
jari-jari tangan kirinya membantu membuka bibir surgaku. Dengan nafsunya jari
ke empatnya dimasukkan pula, aku mengeliat enak. Diputar-putar hingga bibir
kewanitaanku menjadi lebar dan licin. Nafsuku memuncak sewaktu jari terakhir dimasukkan
pula.
"Aduh..
sakit Jhon.. jangan Jhon.. ntar sobek.. Jhon.. jangan Jhon", desahku
sambil mengeliat dan menolak perbuatannya, aku berusaha berdiri tapi tidak bisa
karena tangan kirinya memegangi kaki kiriku. Dan akhirnya, "Bless.."
masuk semua satu telapak tangan kanan Jhon ke dalam liang kewanitaanku, aku
menjerit keras tapi Jhon tidak memperdulikan jeritanku, tangan kirinya meremas
payudaraku yang montok hingga rasa sakitnya hilang. Akhirnya si bule itu tambah
menggila, didorong, tarik, digoyang kanan kiri dengan jari-jarinya menggelitik
daging-daging di dalamnya, dia memutar posisi jadi enam sembilan, dia menyumbat
mulutku dengan batang kemaluannya hingga aku mendapatkan kenikmatan yang selama
ini sangat kuharapkan.
"Auch.. Jhon punyamu terlalu panjang hingga masuk di
tenggorokanku.. pelan-pelan aja", ucapku tapi dia masih bernafsu.
Tangannya masih memainkan liang kewanitaanku, jari-jarinya mengelitik di
dalamnya hingga rasanya geli, enak dan agak sakit karena bulu-bulu tangannya menggesek-gesek
bibir kewanitaanku yang lembut. Ini berlangsung lama sampai akhirnya aku
keluar.
"Jhon.. aku nggak tahan.. auch.. aouh.. aku keluar Jhon
auch, aug.. keluar lagi Jhon.." desahku nikmat menahan orgasme yang
kurasakan.
"Aku juga mau keluar.. auh.." balasnya sambil
mendesah.
Kemudian
tangannya ditarik dari dalam liang kewanitaanku dan dia memutar berdiri di tepi
kasur dan menarik kepalaku untuk mengulum kemaluannya yang besar. Dengan sangat
kaget dan merasa takut, kulihat di depan pintu kamar ternyata suamiku datang
lagi, sepertinya suamiku tidak jadi pergi dan melihat peristiwa itu. Aku tidak
bisa berbuat apa-apa, kupikir sudah ketahuan, telanjur basah, aku takut kalau
aku berhenti lalu si bule tahu dan akhirnya bertengkar, tapi aku pura-pura tidak
ada sesuatu hal pun, si bule tetap kukulum sambil melirik suamiku, takut kalau
dia marah.
Tapi
ternyata malah suamiku melepas celana dan mendekati kami berdua yang sudah
tengang sekali, mungkin sudah menyaksikan kejadian ini sejak tadi. Dan akhirnya
si bule kaget sekali, wajahnya pucat dan kelihatan grogi, lalu melepas alat
vitalnya dari mulutku dan agak mudur sedikit. Tapi suamiku berkata,
"Terusin aja nggak pa-pa kok, aku sayang sama istriku.. kalau istriku suka
begini.. ya terpaksa aku juga suka.. ayo kita main bareng". Akhirnya semua
pada tersenyum merdeka, dan tanpa rasa takut sedikit pun akhirnya si bule
disuruh tidur telentang, aku tidur di atas tubuh si bule, dan suamiku
memasukkan alat vitalnya di anusku, yang sama sekali belum pernah kulakukan. Dengan
penuh nafsu suamiku langsung memasukkan batang kemaluannya ke dalam anusku.
Karena kesulitan akhirnya dia menarik sedikit tubuhku hingga batang kemaluan si
bule yang sudah masuk ke liang kewanitaanku terlepas, suamiku buru-buru
memasukkan batang kemaluannya ke liang kewanitaanku yang sudah basah, di goyang
beberapa kali akhirnya ikut basah, dan dicopot lagi dan dimasukkan ke anusku
dan.. "Bless..", batang kemaluan suamiku menembus mulus anusku.
"Aduh.. pelan-palan Mas..", seruku.
Kira-kira
hampir setengah jam posisi seperti ini berlangsung dan akhirnya suamiku keluar
duluan, duburku terasa hangat kena cairan mani suamiku, dia menggerang keenakan
sambil tergeletak melihatku masih menempel ketat di atas tubuh si bule.
Akhirnya si bule pun pindah atas dan memompaku lebih cepat dan aku pun
mengerang keenakan dan sedikit sakit karena mentok, kupegang batang kemaluan si
bule yang keluar masuk liang kewanitaanku, ternyata masih ada sisa sedikit yang
tidak dapat masuk ke liang senggamaku. Suamiku pun ikut tercengang melihat
batang kemaluan si bule yang besar, merah dan panjang. Aku pun terus mengerang
keasyikan, "Auh.. auh.. terus Jhon.. auh, keluarin ya Jhon.."
Akhirnya
si bule pun keluar, "Auch.. keluar nich.." ucapnya sambil menarik
batang kemaluannya dari liang kewanitaanku dan dimasukkan ke mulutku dan
menyembur juga lahar kental yang panas, kutelan sedikit demi sedikit mani asin
orang bule. Suamiku pun ikut menciumku dengan sedikit menjilat mani orang asing
itu. Kedua lelaki itu akhirnya tersenyum kecil lalu pergi mandi dan tidur siang
dengan puas. Sesudah itu aku menceritakan peristiwa awalnya dan minta maaf,
sekaligus minta ijin bila suatu saat aku ingin sekali bersetubuh dengan si bule
boleh atau tidak. "Kalau kamu mau dan senang, ya nggak apa-apa asal kamu
jangan sampai disakiti olehnya". Sejak saat itupun bila aku ditinggal
suamiku, aku tidak pernah merasa kesepian. Dan selalu dikerjain oleh si
bule.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar